Kamis, 28 Oktober 2010

Berhati-hatilah Dengan Orang Bahasa

Berhati-hatilah dengan orang bahasa, dia tak bermaksud menipu, tapi jika Anda merasa tertipu itu bukan salah kami, melainkan kesalahan Anda yang tak mengerti maksud kami. Saya tak bermaksud menulis sesuatu yang serius dalam note ini, semuanya hanya untuk hiburan semata. Hahaha

*Apakah kamu pernah mendengar gombalan seseorang yang mengatakan bahwa, “pacarku cuma satu.”
Berhati-hatilah karena “satu” menyimpan banyak makna.
  1. Makna satu bisa berarti, jika kamu bosan menjalin hubungan dengan si A, maka selingkuhlah dengan si B, jika bosan lagi maka selingkuhlah dengan si C tapi pastikan jumlah pacarmu tetap SATU, maka pernyataanmu BENAR
  2. Pacarku cuma satu, satu di Purwokerto, satu di Semarang, satu di Jogja dan satu di Bandung.
  3. Pacarku cuma satu, lima yang lain adalah selingkuhanku.
*Apakah kamu pernah membaca di SMS kata “Setia” yang dtulis demi meyakinkan komitmen dalam menjalin hubungan? Berhati-hatilah dan teliti betul apakah huruf “S” yang dipakai menggunakan huruf kapital atau tidak, karena dikhawatirkan jika menggunakan huruf kapital, itu adalah sebuah akronim.
1. Setia = Setiap Tikungan Ada
2. Setia = Selingkuh Tiada Akhir
(Berdasarkan Ejaan Meina)

*Jangan mudah tertipu dengan rayuan, “Aku mencintaimu apa adanya.” Saya belum paham betul apa makna dari apa adanya, apakah bisa berarti :
  1. Benar-benar mencintai apa adanya dan apa pun yang terjadi (Itu yang diharapkan)
  2. Tapi juga bisa berarti, HANYA mencintai kondisimu yang SEKARANG apa adanya, karena ketika mengakatakan, “Aku mencintaimu apa adanya.” Tapi ketika kamu bertambah gendut atau tumbuh jerawat di pipimu maka ia tak lagi mencintaimu apa adanya seperti kondisi saati ia mengatakan cinta. Welehhh. . .

     
*Tipuan saat telat.
  1. Zaman SMA. Ketika telat, biasanya saya beralih-alih, “Pak, rumah saya jauh 20 km dari sekolah.” Padahal memang betul tapi kan sebenarmnya saya berangkat dari kost yang jaraknya hanya 100 m. Hehehehe.
  2. Zaman Kuliah. Pada waktu upacara. “Pak saya baru telat satu kali upacara Sumpah Pemuda.” Yaiyalah telat upacara Sumpah Pemuda memang baru satu kali karena upacara Sumpah Pemuda memang diadakan sekali dalam setahun, tapi kan sebenarnya upacara yang lain juga telat. Wkwkwk.

    Gak mau nerusin nulis lagi ah, ntar ketahuan semua deh rahasianya. . .hahahaha. . .
    281010

Kamis, 14 Oktober 2010

Mengenalmu


Kali pertama kita bertemu, waktu itu di padang terik. Kau berkelana dalam negeri antah berantah, menceritakan betapa panasnya padang pasir dan darah yang membeku di gunung salju. Kau tak melihat aku, padahal aku ada. Aku pun tak mengetahuimu padahal kau berdiri di depanku. Waktu bergulir ternyata benang merah itu mempersatukan kita dalam sebuah ikatan, ya ikatan yang kata mereka tak begitu penting, kata mereka ikatan ini pun pasti akan putus ketika masanya telah tiba. 

Kau datang padaku membawa satu kabar gembira dalam ikatan itu, tentang betapa berartinya kehangatan keluarga dan ikatan persaudaraan yang tak pernah terikat. Aku bahagia dan kau pun tersenyum dalam suka. Tangan kita memang tak pernah bersentuhan, mata pun tak pernah saling bertautan bahkan jarak seolah menjadi jembatan yang indah bagiku. 

Aku tahu kau begitu sempurna. Aku tahu kau begitu mengagumkan, dan aku tak merasa pantas untukmu.
Bagiku mengenal sosokmu  saja sudah cukup membuatku bahagia karena kau mampu membuat setiap detak jantungku lebih berarti.

(Semarang, 14 Oktober 2010, 2.45 PM)
 mas ustadz, hehehe

Selasa, 12 Oktober 2010

Kegagalan yang Indah


Tertegun dengan salah satu program televisi di TPI, sebenarnya acara tersebut adalah acara dari negeri nipon, namun biasa Indonesia hanya numpang nayangin aja, eh mbok menowo ratingnya lebih tinggi dari pada acara yang dibuat anak bangsa. Di acara tersebut menayangkan tentang sebuah perlombaan untuk membuat patung seorang tokoh terkenal, sebut saja si A dan si B, mereka berdua membuat patung yang sebenarnya waktu pengerjaannya selama 24 jam, tetapi dalam perlombaan tersebut mereka harus membuat patung hanya dalam waktu 10 jam. Waktu pun bergulir, baik si A maupun si B membuat patung dengan sangat sungguh-sungguh dan teliti di setiap detailnya. Hasilnya kedua patung yang dibuat sangat mirip dengan tokoh aslinya. Waktu pengumuman pun tiba, akhirnya si B lah yang dinobatkan menjadi sang juara dengan nilai 35, sedangkan si A hanya memperoleh nilai 18. Tapi apa yang terjadi?  Si A dan si B saling bersalaman dan si A mengucapkan ucapan selamat dan mengakui kehebatan si B. “Selamat untuk si B yang telah menjadi juara, dia memang sangat mempersiapkan kompetisi ini dan dia mengerjakan semuanya dengan sangat teliti, saya mesti belajar lagi.”
Masih teringat pemilihan presiden di Amerika, ketika Barrack Obama berhasil terpilih menjadi presiden, dengan sangat legawanya McCain melontarkan pidato kekalahannya dan mengucapkan selamat kepada Barrack Obama.
Bagaimana dengan Indonesia? Hehehe. . .
Hal ini juga sering terjadi dalam kehidupan kita, ketika kita jatuh seringkali kita menyalahkan orang lain dan menganggap orang lainlah yang membuat semuanya jadi begini, mengatakan bahwa mereka curanglah, ada yang tidak adillah, serba mendadaklah dan berbagai alibi yang intinya menyatakan bahwa “aku selalu benar dan hebat, orang lainlah yang membuatku jatuh.” Hm. . .sebenarnya itu hanya akan meracuni diri kita sendiri, hal-hal yang harus kita lakukan yaitu :
Pertama yang harus kita lakukan adalah intospeksi dan evaluasi diri, apa sih kekurangan saya? Mengapa saya bisa begini dan apa yang seharusnya saya lakukan?
Kedua, susunlah rencana. Kamu bisa mengamati orang-orang yang berhasil sebenarnya bagaimana caranya, kamu bisa menirunya, tapi tetaplah menjadi sukses dengan caramu sendiri, artinya gelutilah apa yang kamu sukai, dan lakukan yang terbaik. Jika kamu sudah terlanjur basah masuk ke dalam “zona” yang tidak kamu sukai dan kamu harus sukses di dalam zona itu, pakailah slogan, “Jika nasi sudah menjadi bubur, maka buatlah bubur itu menjadi enak.”
Ketiga, konsentrasilah. Maksimalkanlah dirimu untuk melakukan sesuatu, melakukan hal dengan setengah-setengah hasilnya tidak akan maksimal.
Keempat, berusahalah dengan keras. Jangan lupa untuk bercita-cita dan bermimpi, lukislah harapanmu disetiap detak jantungmu, alirkan semangatmu disetiap tetes darahmu, gantungkan mimpimu setinggi mungkin. Takut kecewa? Takut mimpimu tak terwujud? Ehm. . .kenapa harus kecewa? Bermimpi itu gratis, bercita-cita itu tak ada yang melarang. Tapi bagaimana jika gagal? Jawabannya gampang, gagal yo cari jalan lain tuk berhasil. Why not?
Kelima, keluarlah dari zona aman. Hari gini kenapa banyak anak pegawai, anak professor bahkan anak pejabat yang tidak berhasil menuruni keberhasilan orang tuanya, apakah karena pola didik yang salah? Ehm. . .kalau menurutku sih fifty-fifty. Sebenarnya semua bergantung pada pribadi masing-masing, ingin menjadi bulat, hitam , merah atau pendeknya seseorang dimasa depan bergantung pada usaha kita dan kebanyakan orang yang berada di zona aman dan merasa dirinya nyaman tak mau berusaha dengan kekuatan sendiri padahal hidup itu adalah ”tantangan” siapa yang berhasil survive maka dialah pemenangnya, lalu bagaimana dengan orang yang berperisai dengan zona aman? Ehm. . .jawabannya “jago kandang loe” ahahaha. . makanya ayo BERGERAK!!
Keenam, hal yang paling utama, yakni berdoa. Aku paling tidak setuju dengan orang yang mengatakan bahwa, “aku sukses karena diriku sendiri.” Ya memang dia sukses dengan usahanya sendiri, tapi apakah usaha saja sudah cukup? Tentu saja tidak, mungkin kesuksesan yang diraihnya juga karena usaha doa yang dialirkan oleh orang tuanya, keluarganya atau orang-orang yang menyayanginya. Selain usaha yang nampak, usaha yang tak Nampak secara kasat mata yakni doa juga perlu karena doa memiliki kekuatan yang luar biasa bahkan bisa mengalirkan keyakinan yang bisa membawa kita pada tujuan yang kita impikan. Kekuatan spiritual sangat besar loh. Keep low profile ya!!!
Keenam  hal itulah hal yang aku simpulkan saat ini, saat aku belajar di universitas kehidupan. Mungkin ada yang mau menambahi? Hehe. Jangan takut untuk mengakui kehebatan orang lain, belajarlah dari keberhasilannya, berhenti menyalahkan orang lain atau bahkan menyalahkan diri sendiri karena itu hanya buang-buang waktu, berpikir positif kawan, maka hal yang positif juga akan terjadi padamu.
Jadikanlah kegagalan sebagai saat yang indah, ya setidaknya hal itulah yang membuat kita dapat berpikir dewasa. 

Man Jadda wajada. . .

Semarang, 12 Oktober 2010
06.10 PM

Senin, 11 Oktober 2010

Kecil yang Berarti Bagiku (Dedicated to Rombel 3 Pementasan Drama)


Bagiku kesuksesan adalah hal yang besar tapi kesuksesan tidak datang dari satu langkah yang besar, melainkan dari langkah-langkah kecil yang berkesinambungan.

Bagiku keberhasilan adalah hal yang besar tapi keberhasilan diperoleh bukan dari hal yang besar, melainkan dari hal-hal kecil yang menjadikannya sempurna.

Bagiku kejadian-kejadian sepele yang bahkan kadang luput dapat menjadi momen yang istimewa karena serpihan peristiwa yang kecil itulah yang akan melengkapi mozaik kehidupanku.

Bagiku belajar untuk menjadi sempurna tidak membutuhkan hal yang menakjubkan, tapi dari persoalan-persoalan yang ringan tetapi kita dapat mengatasinya. Ibarat mengangkat barbel, kesempurnaan diraih dari mengangkat barbel yang bermuatan rendah.

Bagiku semua peran yang ada dalam drama itu penting, tidak ada peran yang tak penting. Sekecil apa pun peran itu tetap saja memegang peranan besar bagi kita semua.

Bagiku tak ada peran yang buruk, seburuk apa pun karakter yang ada dalam peran itu tetap saja membawa misi yang baik yaitu memberikan pesan dan nilai-nilai kepada penonton.

Bagiku tak ada jabatan yang kecil dalam pementasan drama kita, karena kebersamaan kita adalah nomor satu. Tak ada kamu kita semua lumpuh, karena kita ibarat organisme, jika satu organ hilang maka kita tak akan sempurna.

Bagiku semua kerja keras kita adalah hal yang BESAR dan lelah ini sungguh hal yang kecil.

Bagiku sebesar apa pun tugas kita, tetaplah kecil apabila kita menjalankannya bersama-sama.

Keep spirit teman-teman.

(Semarang, 11 Oktober 2010)


Jumat, 08 Oktober 2010

Perempuan….


Ingin menjadi perempuan seperti apa?
Aku perempuan, dan apa kodratku?

Perempuan itu makhluk Tuhan yang paling seksi.

Perempuan itu indah,
Dia tak kuat, tapi juga tak lemah. Bila disakiti, air matanya mampu meluluhkan kebesaran laki-laki. Bila dipuji senyumnya mampu menyejukan hati.
Perempuan itu luar biasa,
Dengan mengajari ilmu pada seorang perempuan, maka pahalany sama saja mengajari 1 generasi.
Perempuan itu suci,
Dari rahimnya bisa tumbuh manusia yang kelak menjadi generasi penerus umat.
Perempuan itu unik,
Bahkan kadang ia tak tahu apa yang ia mau.
Perempuan itu sempurna dengan kodratnya, apa kodrat dari perempuan?
Mendampingi suami, mendidik anak dan mengabdikan diri untuk keluarga.
Lalu bagaimana dengan karier? “Bekerja dan mencari nafkah adalah tugas utama laki-laki.”
Dan apa yang seharusnya dilakukan perempuan?
Apakah hanya duduk manis menunggu laki-laki sambil memegang ulegan dan muka penuh arang? Apakah hanya bersolek di salon atau arisan dengan ibu-ibu yang lain?

Berikut ini analisisku tentang alasan logis cewe yang gak usah bekerja :
  1. Sebenarnya tidak apa2 sih kalau perempuan tidak bekerja, asal si laki-laki sanggup untuk menafkahi keluarga seorang diri dan berbakti kepada orang tua si cewe. Tapi berat gak tuh?
  2. Si cewe belum dapet kerjaan
  3. Alasan kesehatan
n
 Nah selain itu? Maybe bagaimana pun juga cewe juga harus bekerja, alasannya :
  1. Alasannya adalah untuk mengamalkan disiplin ilmu, sayang to kalo udah jadi sarjana tapi ilmunya gak dipake. Ya walaupun aku setuju dengan pernyataan “Tak ada ilmu yang sia-sia walaupun tidak bisa menjalankan disiplin ilmunya, tapi sebagai sarjana ia bisa menggunakan ilmunya untuk mendidik anaknya dengan baik” ehmmm… tapi coba kamu resapi, kayaknya sayang deh kalau kita tak pernah bisa cari uang sendiri.
  2. Pengin cari duit, duit dan duit. . .uang emang bukan segalanya tapi tanpa uang kita mati kelaparan. Hahaha. Yo minimal kita bisa bantu2 suami lah, dan gak usah minta duit untuk hal-hal yang kecil. Contohnya buat beli bedak aja, masa kita minta ma suami? Mending sih kalo lagi akur, lah kalo lagi berantem tiba-tiba ada bakul mie ayam lewat dan kita kelaperan, masa kudu minta duit dulu…..argghhhhh maluuuuuu
  3. Ingin berbakti pada orang tua, seperti yang udah aku katakan, orang tualah yang bisa membuat kita seperti ini, yo masa kalo kita udah berumah tangga lantas melupakan mereka, gak donk??? Trus kalo pengen “ngasih” ke ortu apa kita kudu minta dulu ama suami??? Ohhhh, tu kalo suaminya baik, lah kalo pelit??? 
  4. Pengen bersenang-senang, bisa beli HP sendiri, shopping ampe mabok, pake uang sendiri, mbolang kemana-mana, ngasih duit ke anak… wehhh  bahagia deh!!! 
  5. Tabungan masa depan, eh siapa tahu ada apa2 dengan si suami, kan setidaknya kita masih punya simpanan
  6. Meningkatkan harga diri, “diakui atau tidak, orang yang punya penghasilan terlihat lebih terhormat dan punya wewenang dan tidak mudah dipermainkan.”


      Wah… pasti setelah ini muncul pertanyaan, lantas kalau perempuan bekerja, siapa yang mengurus anak?
____kan ada pembantu____
Wkwkwk, gak gitu juga sih, perempuan juga kudu bisa bagi waktu antara karier dan keluarga. Ingat, tugas pembantu hanya membantu, jangan biarkan anak menjadi anak pembantu atau bahkan lebih dekat dengan pembantu daripada kita.

Ingin menjadi wanita yang dikagumi karena kariernya yang gemilang tapi melalaikan kewajibannya atau wanita yang diimpikan karena memenuhi kodratnya???

081010
9.40

Sabtu, 02 Oktober 2010

Masa SMA, Luarrrrr Biasa !!!


Entah mengapa aku ingin menulis catatan ini, tak sengaja aku melihat sebuah foto yang merekam kejadian 3 tahun yang lalu, disaat aku masih memakai seragam putih abu-abu dan terlihat sangat lugu.

Dulu ketika aku masih SMA, ada yang bilang kalau masa sekolah adalah masa yang paling indah, ehm… sempat tak percaya, karena waktu itu aku merasa bahwa aku harus bangun pagi, berangkat sekolah pukul tujuh, pulang sore, apalagi aku yang tinggal di kost-kost an yang menuntut agar aku hidup mandiri.

Tapi beberapa tahun kemudian, setelah aku duduk di bangku kuliah, aku baru menyadari bahwa masa remaja itu memang benar-benar indah, tak pernah ada beban hidup, semua dijalani dengan senang hati. 

Sungguh aku merindukan bangun kesiangan yang harus antre mandi di kost2an, berlari tunggang langgang dan merayu pak satpam agar diizinkan masuk, aku rindu membohongi Bu Nani yang bertugas menjaga  presensi murid-murid yang telat, aku rindu dihina Bu Nani yang mengatakan, “Semprul, bocah kelas telu wis enggal lulus koh gaweane telat bae.” Dan aku tetap berlari menuju kelas. Aku merindukan Pak Solichin yang punya hobi inspeksi mendadak pada anak yang melanggar peraturan, juga saat kita kabur waktu upacara dan ngumpet di mushola.

Aku rindu moving class, suatu kebijakan yang mengharuskan kita membooking tempat duduk menggunakan kertas yang ditempel di meja “Ini udah dicup Meina dan Chindy pelajaran Fisika jam ke 6-7.” Suasana kemacetan yang terjadi karena arus yang berlawanan ketika hendak memasuki kelas yang akan dipakai. 

Kerinduanku pada saat ulangan fisika yang tercatat selama 3 tahun tak pernah sekalipun lepas dari contekan rumus (Alhasil sekarang tak ada satu pun rumus yang kuingat). Rindu saat ketahuan dapat bocoran waktu ulangan kimia dan hasilnya di raport mendapat batas tuntas. Rindu kabur buat beli cimol waktu pelajaran biologi dan memotret guru yang sedang ngupil.

Aku rindu berorganisasi, English Society on Smadha Competency (Essence), berdebat dengan bahasa planet dan berjuang demi mengharumkan nama smadha. Aku rindu OSIS yang paling jarang kukunjungi dengan alasan “malas rapat” dan lebih memilih kabur waktu kegiatan. Rindu baksos di Windu jaya dan LDK di Tanalum. Latihan Dasar kepemimpinan di daerah yang sangat terpencil, mandi di sungai, ketakutan pada anjing liar, dan penggojlogan oleh senior yang mengasyikan.

Aku rindu suasana kost Pamulyo, rindu kejutan yang selalu ada setiap ada ulang tahun, terima kasih telah memberikanku surprise party di ulang tahunku yang ke-16. Rindu kebersamaan bersama kalian, mencari bocoran bersama-sama, berangkat les bareng dan dikejar anjing bersama Mugi (my roommate).

Kadang tersenyum sendiri mengingat cinta waktu SMA, ada yang bilang kisah-kasih di sekolah itu kisah-kasih yang tak terlupa, kadang masih suka nangis jika mengingat itu semua, tapi bukan tangis kesedihan, aku hanya bahagia mengingat masa itu. Saat pikiran belum terkontaminasi apa pun, bahkan sekadar jalan-jalan di alun-alun atau makan bersama di warung penyet pun bisa menjadi momen yang luar biasa.

Tapi di balik itu semua, kita tetap berkonsisten untuk serius bersekolah. Masih teringat kita mengadakan kegiatan belajar bersama dengan anak-anak coscoda, mengunjung anak-anak yang pinter demi mendapatkan ilmu, belajar bareng di kost sampai tengah malam. Hal yang paling mengharukan kita sering mengadakan dzikir dan doa bersama. =))

Aku tidak sedang mengorek masa lalu, semua adalah kenangan.  
Kenangan yang mungkin pahit bila dirasakan tapi akan manis apabila dikenang.
Kita sudah jalan sendiri-sendiri kawan, kita berjalan untuk menggapai cita-cinta kita.
Sampai kapan pun kalian tetap di hati.


Semarang, 2 Oktober 2010.
11.34