Kamis, 31 Mei 2012

Tidak Ada yang Salah dengan Perokok


source
Cuma argumen dari manusia galau, dan mungkin tak pantas disebut argumen.
Aku bukan perokok tapi bagiku tak ada yang salah dengan seorang perokok. Dibilang apatis? tak peduli? Tapi aku tetap saja memandang bahwa “merokok adalah sebuah hak”. Entahlah mungkin ini argumen yang salah seiring dengan gencarnya kampanye antirokok di Indonesia bahkan di dunia. Aku begitu paham bahwa merokok itu berbahaya. Selain bagi perokok aktif (orang yang merokok), juga bagi perokok pasif (orang yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok). Aku juga begitu tahu bahwa dilihat dari sisi kesehatan, merokok sangat merugikan bisa menyebabkan kanker dan sebagainya, asap rokok pun dapat menyebabkan pencemaran udara yang mengakibatkan efek buruk dalam jangka panjang. Lalu mengapa aku tak menganut paham antiperokok?

Senin, 28 Mei 2012

A Piece to Remember

Semoga akan selalu tersenyum ketika mengingatnya.
tentang peluh, senyuman, kebersamaan, dan perjuangan. . .


Teman Seangkatan
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang Angkatan 2008

Buka Puasa Bersama teman seangkatan at Rektorat Unnes (2011)
Kuliah Kerja Lapangan Jakarta-Bandung
Saat itu mulai menikmati kebersamaan (semester 4)

Ilmu yang Berhasil; Seperti Apa?



Sebagai seorang yang sudah menyelesaikan pendidikan tinggi sekaligus perempuan yang menjadi kandidat magister, sudah sepantasnya ia betul-betul memahami disiplin ilmu yang ia pelajari. Sungguh sangat memalukan bila orang yang menyandang sebuah gelar tetapi tak memiliki esensi dari gelar tersebut. Belajar tidak mungkin dimulai dari sikap tinggi hati. Belajar dimulai dari rasa ingin tahu dan diimbangi dengan semangat ingin maju.
Sungguh sangat memalukan bila seorang yang bergelar tinggi tetapi sangat rendah di mata orang lain, memiliki perilaku yang buruk dan tidak dapat dijadikan teladan. Seorang yang berpendidikan tinggi seharusnya mampu berdikari, bekerja keras, berhati ikhlas, dan berpikir cerdas. Ia mampu menggunakan tangannya untuk berkarya dan kakinya untuk melangkah meraih tujuan.

Jumat, 25 Mei 2012

Ketika Global Village Melanda


Sebulan berdiam di rumah ternyata cukup membuatku “melek” pada lingkungan sekitar, bahkan ketika aku diajak bapakku untuk mengunjungi sebuah desa yang bernama Kasegeran. Desa itu terletak di Kecamatan Cilongok, Kasegeran merupakan tanah tumpah darah keluarga bapak. Desa yang cukup jauh dari keramaian kota, yah jangankan kota, dibilang “desa” saja tempat itu masuk kategori pelosok. Bermula dari keisengan aku untuk ikut bapak nengokin kebon si embah yang ternyata terletak di tengah hutan, alamaaak! Untuk menjangkau tempat itu, kami harus berjalan kaki naik turun bukit (lebay) hehe.

oh betapa pelosoknya hehe

Kamis, 24 Mei 2012

My Dream : Rumah Pendidikan


Selamat datang di mimpiku yang selanjutnya. Setiap malam sebelum aku tidur aku selalu membayangkan hal-hal yang indah sembari merencanakan apa yang akan kulakukan esok hari (maklum pengangguran) dan malam itu, malam kedua yang membuatku tak bisa tertidur, kenapa? Nggak tau “mungkin terlalu banyak mimpi tapi sedikit action”

Selasa, 22 Mei 2012

My Dream : Sekolah Kooperatif



Setiap apa yang kita lakukan harus memiliki tujuan, setiap tujuan harus disertai dengan motivasi. Tanpa motivasi, seringkali kita melalaikan apa tujuan kita yang sebenarnya. Motivasi itu seperti tanaman yang jika dirawat, disiram dan dipupuk dengan benar pasti akan tumbuh dengan subur dan menghasilkan serta bermanfaat. Ya Allah, semoga motivasi ini bisa menghidupi hidupku dan hatiku, semoga Engkau selalu menjadi tujuan dalam hidupku. Jernihkanlah hatiku ya Rabb.

Senin, 21 Mei 2012

Semoga Rumah Kami Senantiasa Dicintai Allah

Sebuah anugerah yang luar biasa jika kita mampu membawa anak yatim ke dalam rumah kita. Rumah – rumah yang dicintai Allah ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang dimuliakannya.


Masuk surga adalah kesuksesan paling tinggi yang diraih oleh orang-orang yang beriman. Bagaimana pula dengan menemani Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam di dalamnya? Itu adalah derajat yang akan diraih oleh orang-orang yang menyantuni anak yatim.

Kamis, 17 Mei 2012

Menyulam Benang Pendidikan


Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa menginspirasi murid-muridnya (William A. Ward ).

Dunia ibarat sebuah pakaian yang utuh, guru adalah penjahit yang bertugas merancang dan menyulam kain “manusia” dengan benang “pendidikan”. Pakaian yang indah akan tercipta dari sulaman benang yang kuat dan berkualitas. Dunia dengan pendidikan yang berkualitas akan menciptakan manusia yang cendekia dengan kearifan.
Setiap orang di dunia dilahirkan dengan amanah yang ada di pundaknya. Ketika Tuhan meniupkan roh dalam jasad manusia, ia telah hidup dan amanah yang ada dipundaknya merupakan kewajiban yang sepantasnya ia jalankan. Amanah pada diri manusia bukanlah beban yang harus ia jalankan dengan bahu membungkuk karena dianggap memberatkan. Amanah itu adalah “ibadah” yang harus dijalankan oleh setiap manusia.

Rabu, 09 Mei 2012

Ilmu yang Bermanfaat


Dalam setiap sujud di akhir salat malamku aku selalu meminta pada Allah
agar aku diberikan ilmu yang bermanfaat.
Menuntut ilmu adalah tuntutan seumur hidup

Apa itu ilmu yang bermanfaat? Baru terpikirkan setelah aku berusia 22 tahun. Selama ini yang kutahu, aku kuliah di jurusan kependidikan karena ingin jadi pendidik, kenapa? Ya pengin aja, pendidik itu kerjaan yang mulia choy, selain dapat penghasilan juga dapet pahala, trus nggak terlalu sibuk, jadi bisa ngurusin keluarga. Sesimpel itu kah? “Iya.” Tapi jawaban itu terbantahkan dengan disempurnakan oleh penjelasan tentang “Ilmu yang bermanfaat” apa itu?

Kata Bapak Ahmad Syaifudin
Beliau adalah dosenku, usianya masih muda hanya enam tahun di atasku. Waktu itu aku lembur di kantor jurusan. Beliau memanggilku dan dua temanku, aku kira urusan apa, ternyata beliau memberikan nasihat yang sangat berharga bagi kami, beliau bahkan sangat mendukung kami untuk melanjutkan S-2. Kata Pak Ahmad, carilah ilmu sebanyak-banyaknya, dan buatlah ilmu itu menjadi bermanfaat.
“Maksudnya gimana pak?”

Senin, 07 Mei 2012

Ratapan Seorang Pengangguran Terselubung


“Janganlah kau terlalu bangga waktu kau wisuda karena pintu gerbang menuju pengangguran akan terbuka lebar untukmu”
Pernyataan itu mungkin berlaku bagi sebagian mahasiswa yang belum mapan, termasuk saya. Akhir April kemarin saya diwisuda dan resmi menyandang gelar Sarjana Pendidikan, wuiiiih calon guru nih ye. Sekarang dua minggu sudah berlalu dan aku pun sudah mulai jenuh dengan kegiatan sehari-hariku. Yah aku sekarang nggak punya status, bukan mahasiswa lagi, kalau ada lomba udah nggak bisa ikutan lagi, padahal “lomba” adalah mata pencaharianku selama kuliah hehehehe.
Kalau orang bilang aku pengangguran sebenarnya nggak sepenuhnya betul sih, soalnya kemarin awal Mei ceritanya aku udah ikut tes masuk pascasarjana, tapi kamu tau kapan tahun ajaran baru akan dimulai?? 3 September 2012!! Yap lalu apa yang akan aku lakukan selama tiga setengah bulan di rumah???
Dulu sempet punya banyak rencana nih (teori)
1.       Jadi guru bimbel.
Ide yang bagus juga, selain buat ngembangin skill mengajar, bisa buat ngisi waktu luang, dan nambah uang saku. Tapi masalahnya, “apa ada bimbel yang mau nerima tenaga pengajar cuma tiga bulan aja?” kayaknya sih rata-rata ada tanda tangan kontrak, kalau keluar sebelum setahun terus suruh denda gitu. Lagian aku pikir nanti seumur hidup aku juga bakal ngabisin waktuku buat mengajar, ini kesempatan aku buat cari kerjaan lain.

Minggu, 06 Mei 2012

Mapres; Mahasiswa Depresi ???


Mapres? Siapa yang tak kenal?
Apaan tuh? Mapres = Mahasiswa Depresi??? Tentu saja bukaaaan.
Mapres = Mahasiswa Berprestasi? Wuiiih top banget pastinya. Sepakatkah? Kita renungkan baik-baik ya.

Setiap tahunnya DIKTI (di bawah Kemendikbud) mengadakan ajang atau kompetsisi bergengsi bagi mahasiswa, kompetisi itu adalah “Pemilihan Mahasiswa Berprestasi” (Mapres). Dalam pemilihan Mapres (tapi kami lebih sering memlesetkan jadi “mahasiswa depresi” atau “mahasiswa prangas-prenges”) ada empat aspek penilaian, aspek-aspek tersebut adalah karya ilmiah 30%, kegiatan ekstrakurikuler (pemberkasan) 25%, bahasa Inggris 25%, dan IPK 20%. Proses pemilihan mahasiswa berprestasi melalui beberapa tahap, dimulai dari tingkat jurusan (biasanya diambil dua perwakilan), berlanjut ke tingkat fakultas (biasanya dua perwakilan), lanjut lagi di tingkat universitas (satu perwakilan). Juara 1 Mapres universitas lalu mengirimkan berkas dan karya ilmiahnya ke Jakarta dan dipilihlah 15 besar Mapres yang nantinya dinobatkan sebagai Mapresnas. Keren banget kan?
Jadi Mapres tentu tak mudah. Yaelah dari judulnya aja udah keren banget kali, tapi sebenarnya untuk apa sih Mapres itu? Well jujur aja, awal masuk kuliah, salah satu targetku ya jadi Mapres itu. Gimana gak semangat, waktu itu sebelum kenal dengan siapa-siapa di “random university”, hal pertama yang dikenalkan kakak-kakak panitia waktu OSPEK ya pemenang Mapres, pamflet-pamflet yang bersebaran di seluruh penjuru kampus pun isinya ucapan selamat bagi Mapres, jalan-jalan ke depan dekanat pun ada baliho gede banget yang bertuliskan ucapan selamat tuk Mapres. Waktu itu tiap detik ospek, kami selalu dicekoki dengan Mapres, seolah-olah predikat Mapres seolah predikat yang puuaaaling keren seantero jagad kampus. Heuheuheu.
Masih ingat banget waktu itu tahun 2008, Mapres universitas adalah Mas Nindya Candra kemudian 2009 Mas Eko Heriyanto (sekarang jadi ayah alay bagiku), tahun 2010 Mbak Ryan Marina. Gimana kami nggak ngiler, kami mahasiswa cupu yang nggak punya modal apa-apa tiba-tiba bermimpi jadi Mapres. Akhirnya padatahun 2011 aku “dipaksa” untuk daftar Mapres, ya Cuma modal nekad walau aku tahu tak mungkin jadi juara 1 karena tiap tahun Mapres Unnes itu dari Jurusan Bahasa Inggris. Ya Alhamdulillah bisa masuk 3 besar fakultas. Rasanya???? Banggakah???

Rabu, 02 Mei 2012

Semesra Bayanganmu


Semesra Bayanganmu


Aku tak akan takut pada cahaya
Karena aku akan melihat bayanganmu
Sungguh, aku ingin melihat Tuhan di matamu