Selasa, 25 September 2012

Ling Art Essay Competition (Kompetisi Esai Tingkat Nasional)



Ling Art Essay Competition (LAEC) merupakan kompetisi penulisan esai tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Keilmiahan Ling Art (Lingua Artistica) Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Kompetisi penulisan esai ini diselenggarakan sebagai salah satu program kerja unggulan yang digagas sejak tahun 2008. Memasuki tahun ke-5, Ling Art Essay Competition (LAEC) berupaya menggandeng mahasiswa seluruh Indonesia untuk menuangkan gagasan dan pemikirannya dalam sebuah esai kritis dan solutif menghadapi tantangan globalisasi. Tema yang diangkat untuk kompetisi ini adalah Aku dan Indonesia. Kompetisi penulisan esai ini diharapkan mampu memicu semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

Sub tema dari Ling Art Essay Competition 2012 adalah sebagai berikut.
1.  Pendidikan
2.  Lingkungan
3.  Ekonomi dan Kesejahteraan
4.  Seni, Budaya, dan Bahasa
5.  4 Pilar Berbangsa dan Bernegara
Pelaksanaan Ling Art Essay Competition 2012:
1.        Pendaftaran dan pengumpulan karya dibuka mulai tanggal 24 September 2012 sampai dengan 20 Oktober 2012. Karya dikirim melalui  email akudanindonesia2012@gmail.com  dengan subject : LAEC 2012_Asal Universitas_Judul LAEC.
2.         Pengumuman finalis 15 esai terbaik akan dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2012 melalui laman www.akudanindonesia2012.wordpress.com dan akan dihubungi melalui nara hubung finalis.
3.         Presentasi 15 finalis esai terbaik dilaksanakan pada tanggal 2 November 2012 di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
4.     Pengumuman dan penganugerahan pemenang dilaksanakan pada seminar nasional “Aku dan Indonesia” pada tanggal 3 November 2012 di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Info lengkap klik di sini.

Jumat, 21 September 2012

Mantra Baru : Man Shobaro Zhafiro

-->
Source


Masih ingat postingan aku edisi galau yang ini? Ketika dua minggu itu aku meratapi nasibku sebagai seorang pengangguran intelektual akhirnya saat ini aku mendapatkan jawaban dari segala gundah gulanaku, halah. Setelah aku memutuskan untuk meluruskan niatku bahwa mencari pekerjaan tidak semata-mata karena alasan material, bahwa ada yang jauh lebih berharga daripada urusan duniawi, yaitu kebermanfaatan bagi orang lain. Tak bisa dipungkiri bahwa manusia ingin selalu menjerit ketika segala usaha yang telah dilakukannya ternyata belum jua berbuah. Baiklah, rupanya benar apa yang dikatakan Bang Fuadi, antara usaha dan terkabulnya keinginan itu ada jarak, dan untuk mengisi jarak itu yang dibutuhkan adalah kesabaran. Tuhan akan selalu menjawab pertanyaan manusia, tapi kadang manusia yang terlalu bodoh untuk memahami maksud Tuhan, butuh waktu dan perenungan yang mendalam untuk menafsirkannya.
Tidak sampai 24 jam ketika aku memutuskan untuk mengubah mind setku untuk bekerja demi mengamalkan ilmu, tiba-tiba ponselku berdering, dari layar handphoneku tertulis dengan jelas bahwa yang memanggil adalah kantor jurusan. Setelah aku angkat dan aku berbicara dengan orang di seberang sana rasanya seperti ada sesuatu yang jatuh di kepalaku, besok pagi pukul 07.00 aku diminta untuk mengajar di depan tiga kelas dengan total 150 mahasiswa pada Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia. Entah kenapa tiba-tiba aku langsung saja menerima amanah itu, bagiku itu adalah sebuah tantangan. Ya, meskipun hanya mengajar 6 SKS, dan posisiku hanya sebagai dosen pengganti karena Bu Uum harus pergi ke Rusia.

Kamis, 20 September 2012

Refleksi Kuliah (2)



Catatan ini adalah lanjutan dari catatan sebelumnya.

Teori Pembelajaran Bahasa
Menurutku mata kuliah ini hampir sama dengan Psikolinguistik. Teori Pembelajaran Bahasa membahas tentang perkembangan bahasa sampai dengan cara belajar bahasa. Dosen mata kuliah ini adalah Dr. Subyantoro, M.Hum. alias Pak Kajur, dosen pembimbing skripsiku. Rasanya senang sekali kembali diajar beliau. Karena beliaulah aku mulai merancang hidupku, merencanakan hal dengan sedini mungkin. Yang aku amati selama ini, Pak Bi benar-benar menerapkan hadits “Barang siapa ingin urusannya dimudahkan, hendaknya ia memudahkan urusan orang lain.” Beliau paling suka dengan orang yang bersemangat, oleh karena itu beliau hapal dengan aku, hehehe.
Pada pertemuan kedua, kami diberi penjelasan tentang sebuah sekolah alam di Salatiga yang bernama Qoriyah Toyibah. Sekolah alam itu baru saja didirikan beberapa tahun yang lalu, dan baru ada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Siswa-siswa di sekolah tersebut dibebaskan untuk belajar apa saja yang mereka inginkan. Anehnya walaupun Qoriyah Toyibah setara dengan kejar paket B, tapi siswa-siswanya malah “menantang” untuk ikut Ujian Nasional seperti yang dilakukan oleh siswa-siswa di sekolah lain, dan hasilnya? Nilai mereka lumayan, dan tidak jauh berbeda disbanding siswa-siswa yang sehari-hari didrill dan dicekoki latihan soal. Sekolah alam Qoriyah Toyibah makin menginspirasiku untuk membuat sekolah yang tidak hanya menciptakan orang yang “pintar” tapi juga cerdas, dan berkarakter. Karena “pintar” hanyalah sebuah produk yang dicetak dan dipoles oleh sekolah, tapi orang cerdas dan berkarakterlah yang nantinya berhak menjadi pemimpin.

Rabu, 19 September 2012

Fase



Ada kalanya aku merasa sendiri dan tak punya teman, ketika letih ini menerpa, aku hanya butuh teman berbagi.
Dan ketika masing-masing sudah sibuk dengan pilihan hidupnya.
Karena yang aku renungkan adalah:
“Dewasa berarti harus siap untuk kehilangan.”
Satu per satu kawan telah pergi, merantau, mengabdi di pulau terpencil, pergi ke luar negeri, kembali ke kampung halaman, dan aku kini memutuskan untuk kembali menimba ilmu. Aku bertemu dengan kawan baru, dan kawan lama pun telah menemukan kehidupannya yang baru.
Ternyata aku sudah berada di fase hidup yang berbeda.
Aku akan selalu mengingat setiap tetes keringat perjuangan ini, bahkan setiap rintikan air mata. Sebab yang aku tahu, perjuangan tak pernah dilewati dengan taburan bunga. Tak ada kesombongan yang lebih indah dari pada perjuangan meraih cita-cita.
Apalagi yang harus kuingat ketika letih ini hampir mengalahkan semangatku? Tapi ingatlah, bahwa perjuanganmu barulah satu langkah dari ribuan anak tangga.
Untuk kawan-kawanku.
Penggores kenangan 2008-2012.

Rabu, 12 September 2012

Refleksi Kuliah (1)



Terinspirasi dari kutipan dialog pada film Perahu Kertas; “Pada kertas putih kosong ini sebenarnya tidak kosong, kau hanya perlu menyibaknya, sebenarnya terdapat jutaan kata di balik tampilannya.”

Alhamdulillahirabbi’alamin. Aku telah menjalani hampir dua minggu masa kuliahku, tugas kuliah pun semakin banyak dan berat. Yang aku rasakan saat ini, kuliah S-2 memang sangat berbeda dengan kuliah S-1. Baiklah kali ini aku akan melakukan refleksi kuliahku selama ini.

Teori Sastra
Mata kuliah ini sangat asyik karena yang mengajar adalah Dr. Teguh, orang asli Ajibarang tempat tinggalku, cukup membanggakan juga Ajibarang bisa menghasilkan orang hebat macam beliau haha. Perlu diakui bahwa beliaulah salah satu alasan aku melanjutkan studi di Unnes, kata beliau orang Ajibarang harus hebat. Karena mata kuliah ini pula aku semakin mantap dengan pilihanku saat ini dan mulai menghapus bayang-bayang Ilmu Susastra UGM, kenapa? Karena semakin banyak kita tahu ternyata semakin kita tahu bahwa kita tidak banyak tahu, halah. Kali ini aku sangat-sangat-sangat mengakui bahwa referensi sastraku, dan pengetahuanku tentang sastra sangat cetek. Minggu kemarin aku sedang berusaha memahami Theory of Literature punya Rene Wellek dan Austin Waren dan Pengantar Teori Sastra punya A Teeuw dan ternyata kedua buku itu sangat sulit dipahami bagiku.
Karena mata kuliah ini pula aku jadi tersadar bahwa pengetahuan tentang sastra yang berkembang di masyarakat pun ternyata banyak yang harus dikritisi. Contohnya, pengetahuan tentang puisi yang selama ini dimaknai sebagai sebuah karya yang memiliki nilai sastra tinggi dan ditulis dengan bahasa kias yang memiliki nilai estetika tinggi. Jika pengertian puisi seperti itu maka bagaimana cara mengukur nilai sastra yang tinggi dan nilai estetika yang tinggi? Rupanya Semiotika telah mematahkan teori estetika, karena sesungguhnya keindahan itu adalah hal yang relatif. Puisi adalah aktivitas bahasa yang mengatakan suatu hal tetapi ternyata membicarakan maksud yang lain, atau dapat dikatakan sebagai ekspresi tidak langsung. Pokoknya kuliah ini asyik banget, tiap dua kali pertemuan harus menghabiskan satu buku setebal 400 halaman (syangar opo orak?) yah, namanya juga perjuangan mencari ilmu.

Minggu, 09 September 2012

SMA 2 Purwokerto Peduli



T    : Apa yang dimaksud dengan “SMA 2 Purwokerto Peduli”?
J     : “SMA 2 Purwokerto Peduli” adalah sebuah komunitas non-formal bersifat sosial yang digagas oleh alumni SMA  2 Purwokerto lulusan tahun 2008.
T    : Apa tujuan didirikannya “SMA 2 Purwokerto Peduli”?
J     : Bermula dari diskusi kami tentang sebuah komunitas yang dapat “mengikat” alumni secara nyata dan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi almamater.
T    : Bagaimana komunitas ini dapat berjalan?
J     : Komunitas ini bersifat online, kami belum memiliki kantor tersendiri. Kami mengandalkan donasi baik dari para alumni atau siapa saja yang senang bersedekah dan cinta dunia pendidikan.
T    : Siapa sasaran dari komunitas “SMA 2 Purwokerto Peduli”?
J     : Sasaran kami adalah siswa SMA 2 Purwokerto yang mengalami kesulitan secara finansial tetapi memiliki kompetensi dan semangat yang tinggi untuk belajar.

Jumat, 07 September 2012

Hari Ini Aku Terlahir Kembali



Hari ini aku telah terlahir kembali. Bukan, bukan karena hari ini ulang tahunku, bukan pula karena aku baru saja siuman dari tidur panjang. Sungguh, sungguh ini dinamakan proses pembelajaran dalam kehidupanku. Bahwa trial and error itu memang ada, bahwa hakikat hidup adalah mencoba,dan kemudian belajar dari kesalahan. Well kita tak perlu menjadi orang yang terus mengalami kesempurnaan dalam hidup karena memang tak ada orang yang sempurna. Namun, menyempurnakan hidup itu bisa dilakukan walaupun hidup ini jauh dari sempurna, maka bersyukurlah.
Hari ini aku merasakan betul bahwa dua minggu aku benar-benar berubah dan tak menjadi sosok aku yang sebenarnya. Aku menjadi orang yang suka menyendiri di kamar, asik dengan duniaku, rasanya malas sekali berinteraksi. Aku pun mulai menyibukan diri sendiri dengan melakukan kegiatan-kegiatan aneh, sedangkan malam harinya aku pun tak mudah terlelap. Yah, aku punya masalah, tapi sebenarnya tak pantas disebut sebagai sebuah masalah yang besar, hanya saja aku belum berhasil berdamai dengan diriku sendiri. Kata teman-temanku aku adalah orang yang sangat idealis, tak sedikit yang menganggap bahwa aku orang yang perfectionist, sangat struktural, terlalu sistematis, terlalu banyak pertimbangan, dan kurang berani menghadapi tantangan.

Dare to Dream; Dengan Spirit Man Jadda Wajada


“Apa gunanya masa muda jika tidak untuk membela cita-cita dan membahagiakan orang tua.” 

Source
Wahai anak muda keluarlah dari zona nyaman maka kau akan melihat dunia yang berbeda. Jangan pernah remehkan impian, setinggi apa pun itu karena Tuhan sungguh maha mendengar. Man Jadda Wajada; Siapa bersungguh-sungguh maka ia akan mencapainya.
 Usaha untuk meraih tujuan diperlukan waktu, oleh karena itu harus diisi dengan sabar maka ada mantra Man Shobaro Zhafiro; Barangsiapa bersabar maka ia akan beruntung. Pakailah filosofi “mengetuk pintu” ketika kau ingin menuju suatu ruangan maka ketuklah pintu, jangan hanya terdiam di depan pintu dan menanti orang lain membukakannya untukmu.
Tuliskanlah impianmu, bahkan seremeh apapun itu karena menulis dapat memperpanjang usia bahkan jauh melebihi usia sang penulis. Tulisan lebih kuat dari peluru, satu peluru yang hanya bisa menembus satu kepala dapat dikalahkan oleh sebuah kata kalau kita tembakan dia dapat menembus ke beberapa kepala, bahkan ratusan kepala.
Pada hakikatnya kegagalan adalah satu langkah menuju keberhasilan jika tak berhenti berusaha. Beruntung adalah ketika kita mencobanya lebih sering dari orang lain dan hingga akhirnya kita mendapatkannya. Ingatlah bahwa definisi tertinggi dari sebuah kesuksesan adalah ketika ia bermanfaat bagi orang lain.

*Sebuah mozaik dari A. Fuadi, penulis novel Negeri 5 Menara

Rabu, 05 September 2012

Demi “Man Jadda Wajada”


Hanya sebuah cerita aneh dan tidak penting

Hari ini benar-benar spesial bagiku, mungkin beberapa orang menganggapnya lebay, tapi tak apalah. Hari ini aku tak mudah untuk berhenti tersenyum bahkan, camera digital itu aku bawa waktu kuliah dan aku pamerkan pada teman kuliahku bahwa aku baru saja bertemu dengan idolaku, salah satu orang yang menginspirasiku untuk bermimpi, beliau adalah A. Fuadi penulis Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna.
Bermula dari pesan singkat dari Diana temanku yang memberitahu bahwa besok A. Fuadi akan menjadi pembicara pada “Penyambutan Mahasiswa Baru FMIPA” katanya kalau aku berkenan datang saja karena acara itu terbuka untuk umum. Mulanya agak tidak berminat, apalagi malam itu pesan dari Diana terputus karena sebagian teks hilang. Aku malah membalas sekadarnyasaja lalu lebih memilih untuk menarik selimut dan segera tertidur. Rupanya insomniaku kambuh, aku tak mudah terlelap dan kepalaku malah makin pusing, tipis harapanku untuk melihat A. Fuadi, rasanya malas sekali.
Pagi pun menjelang, aku salat subuh dan tidur lagi, bukan karena apa-apa tapi karena aku baru tidur beberapa jam dan rasanya masih pusing sekali. Akhirnya aku terbangun pukul 08.45, sungguh bukan waktu yang pagi lagi, segera saja aku raih hand phoneku dan aku bertanya pada Diana, kapan acara dimulai? Rupanya semua sudah siap, acara dimulai setengah jam lagi di Auditorium. Alamaaak, bagaimana ini aku belum mandi, belum makan, belum siap-siap pula. Ah, tapi kapan lagi aku bisa melihat orang yang menginspirasiku dengan mantranya dan sepertinya A. Fuadi juga terinspirasi dengan syair-syair Imam Syafi’i yang sesungguhnya juga aku kagumi, kapan lagi aku dapat kesempatan?