Kamis, 18 Oktober 2012

Catatan tentang Smadha Peduli


Inilah artikel yang membawa saya terpilih di antara 150 mahasiswa se-Indonesia untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan tingkat nasional.

Pengembangan Smadha Peduli sebagai Komunitas Peduli Pendidikan

Oleh :Meina Febriani
Universitas Negeri Semarang

Andai saja seluruh alumni sekolah peduli pada nasib almamaternya, pasti tidak akan ada bangunan sekolah yang roboh di negeri ini. Andai saja masing-masing alumni punya rasa tanggung jawab terhadap keberlangsungan pendidikan adik-adik tingkatnya, pasti tak ada siswa yang terpaksa melepas seragam sekolahnya dan putus sekolah. Padahal tanggung jawab sekolah tidak hanya memberikan pengajaran terhadap anak didiknya, tapi juga pendidikan yang dapat menciptakan insan yang peduli, sayangnya saat ini terlalu banyak sekolah yang lupa menanam hati. Tugas berat yang harus dipikul sekolah adalah, bagaimana cara menanamkan sebuah rasa balas budi pada masing-masing siswanya ketika ia sudah dapat berdikari.
Dengan berlandaskan sebuah ideologi bahwa ikatan silaturahmi atau rasa kekeluargaan mampu memperlancar rezeki dan memperpanjang usia rupanya membentuk sebuah keyakinan kuat bahwa setiap sekolah memang memerlukan sebuah komunitas alumni. Komunitas alumni yang dapat memperlancar rezeki maksudnya, dengan bertambahnya intensitas berkomunikasi maka akan membuat sebuah jaringan yang sekiranya mampu menambah relasi dalam berbagai hal. Selain itu, memperpanjang usia maksudnya adalah munculnya rasa bahagia ketika bertemu dengan kawan lama karena pada hakikatnya usia adalah bagaimana sebaik-baiknya seseorang mampu memanfaatkan masa hidupnya.
Bermula dari sebuah pemikiran sederhana tentang sebuah komunitas yang mampu mengikat para alumni untuk tetap menjalin silaturahmi walaupun sudah lama meninggalkan bangku sekolah. Tak bisa dipungkiri bahwa semakin tua manusia kian berganti fase dalam hidupnya, teman lama yang tak satu pemikiran kian menjauh, lalu datanglah orang baru yang kita anggap satu visi. Semakin lama, ikatan persahabatan dengan teman lama semakin terkikis, apalagi jika tak memiliki topik pembicaraan yang sekiranya sejalan maka teman sekolah dulu pun hilang tertelan waktu. Tak sedikit alumni yang malu untuk menghadiri reuni atau acara berkumpul hanya karena dirinya merasa tidak lebih sukses dari kawan-kawannya. Kontrasnya, kegiatan berkumpul antarkawan lama biasanya hanya diisi dengan jamuan makan dan ditutup dengan acara mengobrol tidak jelas dan hal-hal yang bersifat hedonis. Oleh karena itu, diperlukan sebuah wadah yang memiliki visi dan misi yang jelas sehingga membuat kegiatan berkumpul antarkawan menjadi lebih bermanfaat tanpa kesan menghambur-hamburkan.

Jumat, 05 Oktober 2012

Semarang oh Semarang, dari Rob, Banjir, sampai Kekeringan



Tinggal di Semarang rupanya memberikan sensasi tersendiri bagiku. Mulai dari kebanjiran ketika musim hujan, rob, sampai kekeringan ketika musim kemarau. Bukan hanya sekali, dua kali, tapi sangat sering aku mengendarai sepeda motor dalam keadaan jalan yang banjir bahkan hampir selutut orang dewasa. Sampai-sampai aku paham benar trik agar si motor tidak wafat ketika banjir. Pernah juga waktu itu ketika mengendarai motor pada malam hari, hujan deras, dan banjir, beberapa pohon tumbang dan jalan pun ditutup, terpaksa harus putar balik padahal selama di Semarang aku tak terlalu hapal jalan.
Kali ini kemarau terasa sangat panjang. Persediaan air di kos-kosan  menipis. Terpaksalah kami melaundry baju, mandi coboy, bahkan keramas hanya dengan air sepuluh gayung. Beberapa anak kos pun memilih numpang mandi di pom bensin. Yah, kondisi darurat memang memaksa kita untuk berpikir cerdik, sampai-sampai aku dapat merumuskan trik mandi dengan air yang sangat terbatas.

Jangan Ragukan Kekuatan Berkah

Source


Teman-temanku yang akan wisuda sedang heboh-hebohnya karena ada satu anak yang sebenarnya ia bukan seorang aktivis, tapi sengaja menandai dirinya pada daftar nama wisudawan aktivis. Sontak teman-teman yang benar-benar aktivis tidak terima, mereka menganggap bahwa kerja keras mereka selama ini dihargai dengan sangat murah, bahkan tidak dihargai. Seseorang yang tak aktif saja dapat dengan mudahnya mencantumkan namanya di daftar aktivis, lalu apa guna kerja keras selama bertahun-tahun?
Baiklah, sebenarnya apa sih yang akan didapatkan dari sebuah julukan “wisudawan aktivis?” bukankah hanya selembar kertas berbentuk sertifikat? Memang sih di negara kita masih mengultuskan sesuatu yang hanya dilambangkan dengan hitam di atas putih. Namun, sahabat coba kau renungkan lagi tentang esensi dari selembar kertas. Bukankah julukan hanyalah sebagai julukan. Lalu apa yang kau dapatkan selama ini, ketika kau benar-benar menjadi seorang aktivis pelajaran kehidupan, manajemen diri, kepemimpinan, bahkan sahabat. Lalu apa yang dia dapatkan ketika dia mendapatkan sertifikat wisudawan aktivis? Dan apakah ada kerugian bagimu ketika dia mendapatkan julukan itu?
Percayalah dengan yang disebut berkah. Opo sing koe tandhur bakal ngunduh.

Kamis, 04 Oktober 2012

Pasar Malam

Hiburan kampung yang sangat aku rindukan. Entah kapan kali terakhir aku menikmati wahana pasar malam. Di sekitar kampusku, tiap tahun memang rutin diadakan pasar malam. Selama empat tahun, aku jarang sekali mengunjungi pasar malam, yang kuingat adalah waktu semester satu aku pernah pergi ke pasar malam, tapi untuk membeli jajan, ketika aku lihat wahana yang ada aku cukup tersenyum simpul dan bergumam, “kampungan sekali”.
Namun kemarin, segalanya berubah. Aku dan Indah kawanku, mengunjungi pasar malam dan sepertinya aku akan ketagihan. Betapa aku menemukan berbagai perspektif yang berbeda dari pasar malam. Mulai dari tingkah pedagang, pengunjung, sampai pada pengelola wahana pasar malam. Mulai dari pedagang jilbab, pedagang harum manis, pedagang pakaian, pedagang perkakas rumah tangga bahkan sampai pedagang pakaian dalam. Ada pula tingkah pengunjung yang pergi bersama kekasih, pengunjung yang pergi seorang diri, pengunjung yang pergi bersama keluarga, dan yang pergi dengan teman-temannya. Ada juga tingkah pengelola wahana rumah hantu, bianglala, ombak banyu, pesawat terbang, kereta, dan komidi putar.