Selasa, 03 Januari 2017

Rara Tetap Bahagia

Memilih hidup merantau dan memulai dari nol bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Memilih untuk berjuang dan mandiri bukanlah hal remeh dan kecil. Inilah jejak kami. Memulai dengan langkah kecil dan berharap menghasilkan sebuah jarak.

Begitu juga dengan merawat anak. Sebagai orang awam, kami banyak sekali belajar. Bahkan terkadang belajar dari kesalahan kami sendiri.

Kami memulai dengan keberanian dan kemantapan hati, bahwa anak kami juga ikut berjuang bersama. Kami hidup dengan sederhana dan sewajarnya seorang anak muda yang baru mulai bekerja. Rara ikut menikmati hidup bersama kami. Dia tersenyum ketika bangun tidur di rumah yang kami sewa. Dia bahagia meski sederhana. Rara bahagia karena mencintai ayah dan ibu. Rara dan ayah adalah cinta Ibu. 

Rara dan Ibu. Ibu baru pulang kerja.

Asmara Pramidita Sugiarto

Melahirkan adalah saat paling ajaib dalam hidupku. Saat yang paling nikmat dalam penantian. Saat yang paling luar biasa. Saat yang membuatku tersadar bahwa seorang ibu benar-benar bertaruh nyawa.

Engkaulah Asmara Pramidita Sugiarto, putri pertamaku. Seorang Rara (anak perempuan) cerdas yang mencintai Tuhannya.