Setiap orang pasti punya karakteristik yang berbeda-beda. Begitu juga dengan sifatku, berbeda dengan sifatmu, termasuk caraku mencintaimu.
Dulu aku pernah berjanji bahwa aku tak akan jatuh cinta sebelum ia benar-benar menjadi milikku atas izin Allah. Mungkin orang-orang menganggapku berlebihan, tapi itulah aku.
Hatiku untukmu tak akan kugadaikan pada hati yang lain selain kamu, sebelum kamu.
Perhatianku padamu tak akan kuberikan pada raga yang lain selain kamu, sebelum kamu.
Maafkan aku jika untuk saat ini aku tak bisa memberimu apapun kecuali perhatian sekadarnya, sapaan sekadarnya, pujian sekadarnya, bahkan tatapan sekadarnya.
Sederhana saja alasan yang kupunya. Aku hanya tak ingin menodai hatiku dan hatimu.
Jika nanti Allah mengikat hatiku dan hatimu maka syukur kupanjatkan, tapi jika Allah memberi kita pilihan yang lebih tepat, hatiku dan hatimu belum pernah ternoda.
Hatiku dan hatimu bukan milik aku atau kamu.
Hatiku dan hatimu akan jadi satu oleh sang Maha Penyatu.
Kasih, jika aku adalah pelengkap tulang rusukmu yang hilang maka kita akan bersatu.
Semarang, 26 Mei 2011
16.26