Kamis, 21 Juni 2012

Puisi Perpisahan SD


Ba'da maghrib telepon genggamku berbunyi, rupanya ada pesan masuk yang isinya memintaku membuatkan puisi perpisahan untuk anak SD. Yah, diminta dadakan gini, nggak ada jalan lain selain lewat jalan pintas. Beberapa diksi pun terinspirasi dari puisi sana-sini, targetku sih cuma nggak malu-maluin aja. Sungguh sangat sulit mencipta ruh dalam puisi, mungkin butuh waktu yang tak singkat, dan inilah puisi yang aku buat dalam waktu 30 menit, sing penting dadi.

Terima Kasih Guruku
Selagi kau masih bisa menikmati mendung senja itu
Saat kelopak kembang sore bermekaran, lazuardi memerah dan mendayu
Selagi kita masih bisa memetik ilmu dari kuntum yang tak layu
Berterima kasihlah pada guru-guru

Jika ilmu adalah telaga maka berlayarlah di atasnya
Terima kasih guruku karena kaulah penunjuk arah terhebat dalam pengembaraan ilmu

Bagaimana bisa kau bilang bahwa guru bukan pahlawan
Jika tiap petuahnya mampu meluruskan hati, mengindahkan nurani
Bagaimana bisa kau bilang bahwa guru bukan pelita
Jika beliau mampu menerangi dunia yang gelap

Setangkai rindu di hati ini kuberikan untukmu,
Wahai guruku.



4 komentar:

  1. Sama mei, kmrn pas musim lulusan jg dpt job dadakan gt... nasib nasib...

    BalasHapus
  2. puisinya berat sekali buat anak SD,,,
    ganti judul Terima Kasih Dosenku min,,wkwk

    BalasHapus
  3. @citra hahaha iya buk, ga papa asik juga ternyata


    @papito iya pap, aku juga ngrasa, iki lewih cocok nggo SMA, menyederhanakan pikiran ternyata jauh lebih susah :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. berati pikiranmu ga sederhana ya me? njlimet,,wkwkwwk

      Hapus