12 Juni 2015.
Saya selalu duduk di kursi yang sama di sini. Di sebuah kedai kopi langgananlah,
saya sering menghabiskan jam malam saya untuk melafalkan mantra, “Inspirasi,
datanglah engkau kepadaku”. Seorang barista kopi bernama Ben yang selalu setia
meracik kopi spesial untuk saya. “Inilah Ben’s Perfecto, sukses adalah wujud
kesempurnaan hidup,” katanya sambil mepersilakan secangkir kopi padaku. Kedai kopi
ini bernama Filosofi Kopi, setiap cangkir kopi selalu didampingi sepucuk kartu,
kartu itulah yang menerjemahkan filosofi setiap racikan kopi ala Ben. Malam ini
Ben tampak lain, sama dengan perasaan saya yang berbeda dari biasanya. Kuteguk
kopi yang ada di mejaku, rasanya sangat berbeda, jauh lebih nikmat dari yang
dikatakan sempurna. Kulirik Ben, tak berapa lama dia datang. “Nona, ini
kartunya.” Kopi itu bukan lagi Ben’s Perfecto. Di kartu filosofi kopi tercatat,
“Kopi yang Anda minum hari ini : Kopi Tiwus. Artinya, walau tak ada yang
sempurna, hidup ini begini adanya.”
Thank Dee.
"Masa lalu itu... sekalipun menyakitkan, saya selalu menjadikan itu kebahagiaan. Karena apa? Saya menjalankan semuanya dengan cinta."
BalasHapus- Pak Seno