Aku bukan orang asli Purwokerto, tapi entah mengapa aku memiliki ikatan yang sangat kuat dan berjuta kenangan dengan kota itu.
Purwokerto, ibu kota Kabupaten Banyumas. Sebuah kota di belahan selatan provinsi Jawa Tengah. Sebuah kota terbesar ke-3 se-Jawa Tengah (setelah Semarang dan Solo). Sebuah kota yang terkenal karena bahasa ngapaknya.
Satu kota yang pernah aku singgahi selama tiga tahun untuk menuntut ilmu. Waktu yang terlalu singkat untuk menikmati kota seindah itu.
Kota yang katanya punya udara yang tidak dingin dan juga tidak panas. Kota yang katanya tidak besar dan juga tidak kecil. Kota yang menyimpan berjuta pesona dan daya tarik bagiku.
Sampai kapan pun aku tak akan lupa bahwa aku adalah orang Banyumas walaupun suatu saat nanti tak berdiam di sana. Ya, aku janji nantinya aku tetap mengajari anakku berbahasa ngapak dan mendongengi anakku dongeng Banyumasan, meskipun aku di negeri orang.
Biar kata orang bilang bahwa aku adalah seorang yang menganut paham etnosentrisme, aku tak peduli tapi keinginan untuk memajukan daerah ini tetap ada.
Ya, aku akan belajar, untuk diriku, untuk orang-orang yang kusayangi, dan nantinya (semoga) dapat berguna bagi daerahku.
Aku adalah putra daerah yang merantau di tanah orang, tapi ingat janjiku, aku tak akan mungkin lupa dengan “ngapak-ngapak”, sampai kapan pun aku lebih doyan bila disuruh makan mendhoan daripada burger.
Karena inspirasiku ada di kota itu, kota yang selalu membuatku merindu. Purwokerto with love.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar