Sabtu, 03 Desember 2011

Teman Inspirasi


Kita bukanlah siapa-siapa tanpa motivator dan inspirator.
Tahun 2008 awal aku dipertemukan dengan salah satu orang yang berjasa dalam kehidupanku.

“Bila nasi sudah menjadi bubur maka buatlah bubur itu menjadi enak.”
Itulah kata-kata ajaib yang keluar dari bibirnya. Singkat, padat tapi menohok.
Mulanya sempat ragu ketika aku berada di sini, Kota Semarang yang asing bagiku sedangkan Jakarta masih saja menari-nari di kepalaku. Sekolah ikatan dinas dengan iming-iming jaminan pekerjaan dan gaji melimpah tetap menjadi impianku saat itu. ”Mungkin karena tuntutan”, itulah alasanku waktu itu, bahkan aku tak mempedulikan apa itu cita-cita, yang ada di kepalaku hanyalah ambisi. Namun, seorang kakak itu menyadarkanku dengan berjuta mimpi dan semangatnya. Bermanfaatlah bagi orang lain. Ya, aku mulai bangkit.

Kartika Hidayati, seorang cerpenis, guru, sahabat, kakak, motivator, dan inspirator bagiku.

Kau mangajariku arti berbagi dengan mimpimu. Membuat rumah baca. Hingga akhirnya hal itu menginspirasiku mewujudkan garasi baca di Kendal, rintisan rumah baca di Tanjungmas.
Kau juga bilang bahwa kau ingin menjadi guru yang inspiratif bahkan kau selalu menjaga kelakuanmu agar siswamu juga dapat menjadi insan yang berkarakter. Hal itu jugalah yang menginspirasiku untuk tak lagi mencontek semenjak semester empat.
Kau juga bilang bahwa kau suka mengoleksi buku, hingga akhirnya aku menirumu.
Kau pernah bilang bahwa kau ingin jadi penulis, hal itu juga yang menginspirasiku dan membawaku menjadi yang terbaik di sayembara penulisan proposal.
Tanpa Mbak Tika IPku tak mungkin di atas 3,8. Kau tak pernah sungkan menjawab teleponku kapanpun dan dimanapun hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang tugas kuliahku, mengirimiku referensi, merekomendasikan buku, bahkan mengirimi file tugasmu waktu kuliah dulu.
Hanya Mbak Tika anak kost yang rela tidur tengah malam hanya untuk membukakan pintu untukku. Aku yang sering pulang tengah malam karena aktivitas kampus.
Cuma Mbak Tika gadis usia 23 yang bisa bebas bergaul seperti dengan teman sebaya bersama anak-anak TK macam Rafi dan Tyas. Hehehe.

Tak terasa satu per satu mimpiku mulai terwujud, rupanya bubur ini sudah jauh lebih enak daripada nasi. Terima kasih telah memberikan bumbu terjitu padaku. Saat ini aku akan menjemput mimpiku selanjutnya, Pascasarjana Unnes. Karena kata-kata yang selalu kau ingatkan padaku, “Bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpimu”. Selamat ulang tahun. Semoga rumah bacamu segera terwujud, cepat menjadi PNS dan guru yang inspirator, serta menemukan jodoh idaman, Amiin ya Rabbal Alamin.


 Gokil, fotonya gak ada yang waras :))

1 komentar:

  1. min kamu ada di daftar tag akooh cek http://rtyaspermana.blogspot.com/2012/02/what-eleven.html just for having fun :)

    BalasHapus