Cemara
berderai mengikuti jejak langkah
Langit
berubah warna
Tak terasa
Dalam bisu
kuberkata, dalam buta kumelihat
Aku tak tahu
lagi apa beda hati yang mendera bukan karena derana
Yang kukira
dulu mati rasa
Aku hanya
bisa melihatmu dari beamount tua di
depan kastil Venesia
Punggungmu
menghilang di balik butiran gerimis
Aku tak
mengenali diriku
Terasa masih
buta dan bisu
Seperti
tatap yang sulit kuungkap
Seperti kata
yang sulit terucap
Mungkinkah
ini dera rindu?
Dalam sebuah
sajak sederhana
Pada tatapan
Arjuna
O mungkinkah
kau lelaki platonik itu?
(Kusuma, 30
Januari 2013)
Sumber |