Senin, 11 November 2013

Pembicaraan dengan Kekasih Masa Lalu


Sore itu kujumpai telepon genggamku terdapat panggilan tak terjawab, “Oh dari dia, ada apa ya,” batinku. Setengah jam kemudian telepon genggamku pun kembali berdering.
“Halo Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam, suaramu masih sama seperti yang dulu,” suara seorang laki-laki dari speaker telepon genggamku.
“Iya, tapi bukan berarti aku masih sama seperti yang dulu.”
“Maksudnya?”
“Filosofinya, hari ini harus lebih baik dari kemarin,” jawabku.
“Setidaknya suara itu yang dulu selalu menemaniku.”

Kami selalu mengawali pembicaraan dengan perdebatan. Ya, dia dulu pernah menjadi kekasihku ketika remaja, boleh dibilang cinta pertamaku. Bahkan, jauh sebelum kami dekat, kami selalu berselisih pendapat ketika rapat organisasi. Entahlah, waktu itu ada sesuatu yang membuatku luluh dan berkata, “iya”.

Jumat, 08 November 2013

Cinta Sederhana



Suatu sore di kantor. Saat itu gerimis masih cukup istimewa. Sepuluh menit pertama kala gerimis asik mencumbu basah tanah yang semakin mongering, justru adalah hal yang puitis. Sebab, ada harum tanah yang bisa kau nikmati.

“Sedang apa Dik?” tanya beliau.
“Sedang iseng saja Pak, ini nyicil tesis, sudah ada tagihan rupanya,” jawab saya sembari tersenyum.
“Dik, kau tak iri melihat teman-teman kau menikah?” sambungnya.
“Ya sampai saat ini biasa saja sih Pak, saya malah ikut seneng, mungkin belum waktunya saja buat saya Pak.”
“Saya senang melihat orang yang punya semangat tinggi seperti kau. Ya, semangat untuk membuat hidup jadi lebih baik dan terus membaik. Namun, ada baiknya kau juga tak lupakan untuk membangun kehidupan yang baru, sebab itu juga upaya untuk membuat hidupmu jadi lebih baik.”

…suasana pun hening.