Kata temanku, tiap orang memiliki jatah rezeki
sendiri-sendiri. Ya, bukan berarti kita
tak punya upaya untuk menjemput rezeki kan?
Kalau sudah berupaya tapi belum juga dapat, berarti itu
bukan rezeki kita. Bisa jadi ‘bukan’,
bisa jadi ‘belum’.
Rezeki itu kan macam-macam, tidak hanya uang/kekayaan. Kata temanku,
kesehatan, persahabatan, kelancaran urusan, bahkan pasangan yang baik itu juga
rezeki loh, hanya saja jarang
disadari.
Rezeki itu tidak jatuh dari langit tapi dijemput dengan
usaha. Kalau Allah memudahkan jalan kita, itulah yang dinamakan rezeki yang
diridai Allah.
Kata temanku, tak usah iri pada rezeki yang didapat orang
lain. “Lha, aku kan lebih keren dari dia, kenapa dia yang dapat?” itulah
misteri. Bisa jadi yang dia dapat saat ini adalah “sebab”, bisa jadi pula “akibat”.
Misalnya, seseorang yang berbuat curang, tapi malah berhasil. “Bisa jadi
keberhasilannya adalah buah dari doa ibunya, atau berkah dia yang sudah
berbakti pada orang tuanya, atau bisa jadi dia ternyata rajin memberi sedekah
dan orang yang diberi sedekah kemudian mendoakannya.” Namun, ada juga
kemungkinan bahwa capaiannya saat ini (yang ia peroleh dengan berbuat curang) itu
adalah “sebab”; pada sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Bisa jadi,
kelak urusannya akan dipersulit Allah, dan sebagainya. Wallahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar