Senin, 27 Februari 2012

One of My Dreams Comes True



“Bermimpi” adalah sesuatu yang sangat indah bagiku. Ketika aku menginginkan sesuatu, aku minta saja pada Allah, dan ketika waktu berjalan tanpa kusadari perlahan Allah telah memeluk mimpiku. Seperti hari ini. Tadi pagi aku menulis di salah satu akun jejaring sosialku dan mengatakan bahwa “Aku ingin sekali membuat sebuah komunitas penggalangan buku bagi sekolah-sekolah yang kekurangan, kalau komunitasnya sudah besar maka akan merambah ke anak jalanan.” Subhanallah, entah karena banyak teman yang membaca lalu meng-amiini atau bagaimana, dalam beberapa jam tiba-tiba seseorang dari UGM mengirimiku surat elektronik yang berisi proposal dan pamflet “Buku untuk Mereka”. 

Sebenarnya cerita bermula dari beberapa bulan yang lalu saat adik tingkatku menanyakan padaku cara membuat taman baca. Rupanya ia sudah lama menjadi relawan bimbingan belajar gratis di Dukuh Mbangkong, sebuah perkampungan belakang kampusku. Rata-rata dari orang tua anak-anak tersebut bekerja sebagai cleaning service dan pemulung. Adik tingkatku berinisiatif membuat taman baca di sana demi mendukung pendidikan anak-anak sekolah yang rata-rata tidak memiliki buku teks mata pelajaran. Aku memberikan saran agar dia menulis di blog, facebook, dan surat pembaca di berbagai media untuk menggalang bantuan, kemudian dia menerima saran yang kuberikan.

Beberapa minggu kemudian, aku mendapat SMS dari seseorang bernama Farah, ia merintis sebuah gerakan peduli sosial yaitu Younguth (http://www.Younguth.tumblr.com) dan berencana akan mengadakan penggalangan buku bagi sekolah atau daerah yang membutuhkan. Kebetulan Farah melihat artikel Tanjungmas Butuh Buku yang aku buat beberapa bulan yang lalu, namun aku menyarankan agar bantuan dialihkan saja ke Dukuh Mbangkong karena bantuan yang mengalir ke Tanjungmas sudah cukup banyak. Farah pun menyetujuinya. Karena berbagai pertimbangan, akhirnya Dukuh Mbangkong tidak dijadikan sasaran utama dari pihak Younguth, mereka  memilih sekolah Master (Masjid Terminal) di Depok sebagai sasaran utama. Sekolah MasTer merupakan sekolah bagi anak-anak jalanan dan para pengamen, sudah lebih dari 2000 anak mendapatkan ijazah formal dari sekolah tersebut. Jika dana sumbangan berlebih, baru akan disalurkan ke Dukuh Mbangkong. Setelah memelajari proposalnya, tanpa pikir panjang aku pun segera menyebarkan informasi tersebut melalui Twitter, Facebook, BBM dan blog. Subhanallah baru beberapa jam, teman-teman pun merespon dengan baik.

Saat ini aku tersadar, rencana Allah memang jauh lebih indah daripada rencana manusia. Bahkan Allah mengabulkan mimpiku dalam waktu sekejap, tak hanya menggalang buku bagi sekolah yang kekurangan tapi juga bagi anak jalanan, one of my dreams really comes true. Seperti yang pernah aku baca bahwa Allah akan selalu mengabulkan keinginan hamba-Nya, namun dengan tiga jalan yakni langsung mengabulkan, menundanya di saat yang lebih baik, dan menggantinya dengan yang lebih baik. Betapa Maha Baik Tuhan kita. Point yang saya dapat yaitu jangan pernah takut untuk bermimpi, kita hanya perlu meminta kepada Allah dan berusaha kemudian tawakal. Yakin bahwa mimpi kita akan tercapai adalah bagian dari iman. Kita yakin bahwa Allah akan memeluk mimpi kita berarti kita yakin dan percaya sepenuhnya atas kuasa Allah, Subhanallah.

Janganlah kita sia-siakan kesempatan baik yang datang pada kita. Memang, kesempatan itu datang tidak hanya sekali, tapi banyak kali, tinggal pandai-pandainya kita dalam memanfaatkan kesempatan terbaik yang datang pada diri kita. Kesempatan untuk menolong dan memberikan manfaat kepada sesama adalah sebuah peluang besar bagi kita untuk “berinvestasi” dunia-akhirat. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Takut jatuh miskin karena membantu? Sepanjang sejarah saya hidup, saya belum pernah menemukan berita bahwa orang jatuh miskin karena bersedekah, yang ada orang jatuh miskin karena berjudi, kata Bang Oma, HAAAARAAAAM! Hehehe.

Jangan menunggu kaya untuk bersedekah, justru karena bersedekah kau akan menjadi “kaya”.

Sepertiga malam di Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar