Kamis, 02 Februari 2012

Prakata Dongeng Banyumasan

“Cantik” Cerita Anak Antikorupsi “Cantik” Cerita Anak Antikorupsi
Domba
Dongeng Banyumasan

Buku Panduan Mengapresiasi Dongeng
Bermuatan Budaya Banyumas
bagi Siswa SD Kelas Rendah

 
”Anak-anak dapat belajar memahami dongeng sebelum mereka mampu berpikir logis, sebelum dapat menulis dan membaca. Mendongeng merupakan kegiatan penting sebagai jembatan sampai anak dapat memahami cerita dan berpikir logis.” (Eagle:1995)


Kebiasaan mendongeng pada anak yang dilakukan orang tua sebelum tidur mungkin saat ini semakin terkikis seiring dengan berkembangpesatnya teknologi. Anak-anak lebih suka bermain video game daripada mendengarkan atau membaca dongeng. Padahal kenyataannya dengan membaca dongeng anak-anak akan banyak belajar tentang nilai moral atau bahkan kearifan lokal yang ada pada dongeng dari sebuah daerah.
Dongeng dari Banyumas menyimpan banyak manfaat untuk anak-anak, di antaranya mengenalkan kebudayaan, memberikan teladan, motivasi, mengajarkan berkomunikasi, dan menumbuhkan minat baca. Kelima manfaat itu sangat penting untuk membantu proses penumbuhan karakter positif bagi anak.
Selain harus memiliki karakter positif, anak-anak juga harus memahami budaya daerahnya karena merekalah pemimpin masa depan bangsa. Dengan mengapresiasi dongeng bermuatan budaya lokal khususnya budaya Banyumas, anak-anak akan mendapat informasi tentang budaya daerahnya, menghayati karakter positif sekaligus mendapatkan hiburan.
“Domba, Dongeng Banyumasan” merupakan buku panduan mengapresiasi dongeng bermuatan budaya Banyumas yang dilengkapi dengan materi pengenalan tentang dongeng, pendidikan bermuatan budaya Banyumas, dan kumpulan dongeng banyumas yang disertai dengan penjelasan latar tempat, nilai yang terkandung dalam dongeng, serta lembar refleksi.
Semoga dongeng-dongeng yang dipilih dalam buku ini dapat memberikan pendidikan bermuatan budaya Banyumas serta membangun karakter positif bagi anak-anak khususnya siswa SD kelas rendah.


                                                           Semarang, Februari 2012
                                                          
Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar