Minggu, 16 Desember 2012

Alasan Saya Tidak Lagi Ingin Menjadi Ibu Negara

Sumber

Mungkin terdengar konyol, tapi ini serius. Dulu aku beranggapan bahwa dengan menjadi seseorang yang berada di jabatan terpuncak, kita bisa melakukan segala hal, termasuk merealisasikan segala impianku. Dengan jabatan itu, yang aku takutkan adalah intimidasi-intimidasi untuk berbelok arah dan idealisme yang terlupakan. Namun, saat ini aku merasa bahwa pemimpin bukanlah tentang jabatan struktural. Dia hanya berkorban, berjuang, dan berbuat lebih banyak dari orang lain. Bukan untuk mengejar pujian atau pun nama yang selalu terpampang. Jauh lebih mulia dari sekadar pencitraan publik. Masih sangat ingin bermimpi dan merealisasikannya. Dan biarkan lutut ini berdiri lebih tinggi dari gunung tertinggi di dunia sekalipun. Untuk hidup di dunia yang sementara ini, manfaatkanlah sebaik-baiknya.


“Kemudian yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa. Keep our dreams alive, and we will survive.” (Donny Dhirgantoro, 5 cm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar