Sebuah rasa syukurku.
Karena engkau: Lelaki Platonik
Salam,
Hai, Lelakiku apa kabarmu? Pagiku kali ini terbuat dari senyumanku
untukmu. Di atas ranjang mata yang terpejam, tak inginku terlelap kembali,
kantuk terkalahkan pagi. Sedang apa kau di sana? apakah kau juga menggenggam
rindu untukku?
Menjelang 23 ini, aku ingin katakan padamu bahwa banyak sekali hal
yang terjadi dalam hidupku. Rasa syukur itu tentu saja yang selalu kupeluk
erat. Kau datang padaku dan menggoreskan kisah pada jalan berdebu. Keping hati
yang sedang mencari, seperti sepatu kuyu yang hilang satu. Kau datang
kehujanan, dengan mantel basah dan bibir menggigil kedinginan. Bukan, bukan
sebab sepeda tua yang kau kayuh malam itu. Bukan juga karena sapa lembut
dirimu. Kau datang dengan hadiah untukku, senyuman yang menghangatkan tubuhku
di antara rintik hujan. Di balik punggungmu, masih kupeluk erat bayanganmu.
Menjelang 23,
Aku masih tak henti bersyukur karenamu. Atas segala pencapaianku dan
semangat berkaryaku. Tanpa kau, aku tiada.
Menjelang 23,
Kau dan kotamu nanti. Aku harap kau tak melupakanku, kota tuamu.
Dengan sejumput impianmu dan sisa pasir di sepatumu, bekas langkahmu di gurunku
tak mungkin terhapus waktu.
Menjelang kepergianmu,
Aku titipkan rasa syukurku. Terima kasih Tuhan telah mengirimkanku
wahai Lelaki Platonik.
Salam takzimku untukmu.
Menjelang 23.
(Kusuma, 13 Februari 2013)
Dalem... :')
BalasHapusBahkan ketika Tuhan telah mempertemukan kami pun, aku sudah sangat bersyukur.
BalasHapus