Rabu, 10 Juli 2013

Sepotong Rindu

Sumber


……
Kukirimkan sepotong senja ini untukmu Alina, dalam amplop yang tertutup rapat, dari jauh, karena aku ingin memberikan sesuatu yang lebih dari sekedar kata-kata.

Sudah terlalu banyak kata di dunia ini Alina, dan kata-kata, ternyata, tidak mengubah apa-apa. Aku tidak akan menambah kata-kata yang sudah tak terhitung jumlahnya dalam sejarah kebudayaan manusia Alina.

Untuk apa? Kata-kata tidak ada gunanya dan selalu sia-sia. Lagi pula siapakah yang masih sudi mendengarnya? Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa peduli apakah ada orang lain yang mendengarnya. Bahkan mereka juga tidak peduli dengan kata-katanya sendiri. Sebuah dunia yang sudah kelebihan kata-kata tanpa makna. Kata-kata sudah luber dan tidak dibutuhkan lagi. Setiap kata bisa diganti artinya. Setiap arti bisa diubah maknanya. Itulah dunia kita Alina.
……

(Sepotong Senja untuk Pacarku, Seno Gumira Ajidarma)
Ketika kata-kata sudah tak lagi berdaya. Mungkinkah semua hal bisa diterjemahkan dalam bahasa? Bisa jadi diam adalah bahasa yang lebih puitis dari segala syair pujangga.
Kukatakan bahwa diamku adalah lantunan doa untukmu.
Wahai lelaki platonikku, tidak mengubungimu bukan berarti tak peduli padamu.
Semoga aku bukanlah seorang pecundang.
Kau yang selalu ada dalam rintik doaku, bayangmu sesempurna air mata sebelum cahaya.

Kusuma, 5 Juli 2013.

3 komentar: