Senin, 29 Desember 2014

Nilai Ibadah



Saat itu kami sedang perjalanan dari Malang menuju Semarang. Kereta berhenti di Stasiun Kediri untuk mengangkut penumpang. Beberapa saat kemudian muncul seorang laki-laki dan duduk di depan kami. Tanpa mempedulikan sekelilingnya, dia membuka tas dan mengeluarkan kertas kerja. Dia menggunakan meja kecil yang ia taruh di pangkuannya untuk bekerja. Dia terlihat sangat sibuk dengan penggaris, pensil, dan kalkulatornya. Tak hanya itu, ketika magrib, lelaki itu mengeluarkan Al Quran dan mengaji di kereta.
“Mas, dia keren, rajin, alim.”
“Bila ia peduli dengan lingkungannya itu baru keren. Lihatlah apa yang dilakukan orang yang duduk di sebelahnya, bahkan tak dapat duduk di sebelah laki-laki itu karena ewoh. Lihat, meja kerja yang ia pangku hampir memenuhi kursi kereta. Bila saja ia membuat orang yang di sebelahnya nyaman, itulah yang bernilai ibadah lebih.”

Aaaah, ini hubungan horizontal yang banyak dilalaikan.

1 komentar: