Entah mengapa aku ingin menulis catatan ini, tak sengaja aku melihat sebuah foto yang merekam kejadian 3 tahun yang lalu, disaat aku masih memakai seragam putih abu-abu dan terlihat sangat lugu.
Dulu ketika aku masih SMA, ada yang bilang kalau masa sekolah adalah masa yang paling indah, ehm… sempat tak percaya, karena waktu itu aku merasa bahwa aku harus bangun pagi, berangkat sekolah pukul tujuh, pulang sore, apalagi aku yang tinggal di kost-kost an yang menuntut agar aku hidup mandiri.
Tapi beberapa tahun kemudian, setelah aku duduk di bangku kuliah, aku baru menyadari bahwa masa remaja itu memang benar-benar indah, tak pernah ada beban hidup, semua dijalani dengan senang hati.
Sungguh aku merindukan bangun kesiangan yang harus antre mandi di kost2an, berlari tunggang langgang dan merayu pak satpam agar diizinkan masuk, aku rindu membohongi Bu Nani yang bertugas menjaga presensi murid-murid yang telat, aku rindu dihina Bu Nani yang mengatakan, “Semprul, bocah kelas telu wis enggal lulus koh gaweane telat bae.” Dan aku tetap berlari menuju kelas. Aku merindukan Pak Solichin yang punya hobi inspeksi mendadak pada anak yang melanggar peraturan, juga saat kita kabur waktu upacara dan ngumpet di mushola.
Aku rindu moving class, suatu kebijakan yang mengharuskan kita membooking tempat duduk menggunakan kertas yang ditempel di meja “Ini udah dicup Meina dan Chindy pelajaran Fisika jam ke 6-7.” Suasana kemacetan yang terjadi karena arus yang berlawanan ketika hendak memasuki kelas yang akan dipakai.
Kerinduanku pada saat ulangan fisika yang tercatat selama 3 tahun tak pernah sekalipun lepas dari contekan rumus (Alhasil sekarang tak ada satu pun rumus yang kuingat). Rindu saat ketahuan dapat bocoran waktu ulangan kimia dan hasilnya di raport mendapat batas tuntas. Rindu kabur buat beli cimol waktu pelajaran biologi dan memotret guru yang sedang ngupil.
Aku rindu berorganisasi, English Society on Smadha Competency (Essence), berdebat dengan bahasa planet dan berjuang demi mengharumkan nama smadha. Aku rindu OSIS yang paling jarang kukunjungi dengan alasan “malas rapat” dan lebih memilih kabur waktu kegiatan. Rindu baksos di Windu jaya dan LDK di Tanalum. Latihan Dasar kepemimpinan di daerah yang sangat terpencil, mandi di sungai, ketakutan pada anjing liar, dan penggojlogan oleh senior yang mengasyikan.
Aku rindu suasana kost Pamulyo, rindu kejutan yang selalu ada setiap ada ulang tahun, terima kasih telah memberikanku surprise party di ulang tahunku yang ke-16. Rindu kebersamaan bersama kalian, mencari bocoran bersama-sama, berangkat les bareng dan dikejar anjing bersama Mugi (my roommate).
Kadang tersenyum sendiri mengingat cinta waktu SMA, ada yang bilang kisah-kasih di sekolah itu kisah-kasih yang tak terlupa, kadang masih suka nangis jika mengingat itu semua, tapi bukan tangis kesedihan, aku hanya bahagia mengingat masa itu. Saat pikiran belum terkontaminasi apa pun, bahkan sekadar jalan-jalan di alun-alun atau makan bersama di warung penyet pun bisa menjadi momen yang luar biasa.
Tapi di balik itu semua, kita tetap berkonsisten untuk serius bersekolah. Masih teringat kita mengadakan kegiatan belajar bersama dengan anak-anak coscoda, mengunjung anak-anak yang pinter demi mendapatkan ilmu, belajar bareng di kost sampai tengah malam. Hal yang paling mengharukan kita sering mengadakan dzikir dan doa bersama. =))
Aku tidak sedang mengorek masa lalu, semua adalah kenangan.
Kenangan yang mungkin pahit bila dirasakan tapi akan manis apabila dikenang.
Kenangan yang mungkin pahit bila dirasakan tapi akan manis apabila dikenang.
Kita sudah jalan sendiri-sendiri kawan, kita berjalan untuk menggapai cita-cinta kita.
Sampai kapan pun kalian tetap di hati.
Semarang, 2 Oktober 2010.
11.34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar