Inilah artikel yang membawa saya terpilih di antara 150 mahasiswa se-Indonesia untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan tingkat nasional.
Pengembangan
Smadha Peduli sebagai Komunitas Peduli Pendidikan
Oleh
:Meina Febriani
Universitas
Negeri Semarang
Andai saja seluruh alumni sekolah peduli pada
nasib almamaternya, pasti tidak akan ada bangunan sekolah yang roboh di negeri
ini. Andai saja masing-masing alumni punya rasa tanggung jawab terhadap
keberlangsungan pendidikan adik-adik tingkatnya, pasti tak ada siswa yang
terpaksa melepas seragam sekolahnya dan putus sekolah. Padahal tanggung jawab
sekolah tidak hanya memberikan pengajaran terhadap anak didiknya, tapi juga
pendidikan yang dapat menciptakan insan yang peduli, sayangnya saat ini terlalu
banyak sekolah yang lupa menanam hati. Tugas berat yang harus dipikul sekolah
adalah, bagaimana cara menanamkan sebuah rasa balas budi pada masing-masing
siswanya ketika ia sudah dapat berdikari.
Dengan berlandaskan sebuah ideologi bahwa
ikatan silaturahmi atau rasa kekeluargaan mampu memperlancar rezeki dan
memperpanjang usia rupanya membentuk sebuah keyakinan kuat bahwa setiap sekolah
memang memerlukan sebuah komunitas alumni. Komunitas alumni yang dapat
memperlancar rezeki maksudnya, dengan bertambahnya intensitas berkomunikasi
maka akan membuat sebuah jaringan yang sekiranya mampu menambah relasi dalam
berbagai hal. Selain itu, memperpanjang usia maksudnya adalah munculnya rasa
bahagia ketika bertemu dengan kawan lama karena pada hakikatnya usia adalah
bagaimana sebaik-baiknya seseorang mampu memanfaatkan masa hidupnya.
Bermula dari sebuah pemikiran sederhana
tentang sebuah komunitas yang mampu mengikat para alumni untuk tetap menjalin
silaturahmi walaupun sudah lama meninggalkan bangku sekolah. Tak bisa
dipungkiri bahwa semakin tua manusia kian berganti fase dalam hidupnya, teman
lama yang tak satu pemikiran kian menjauh, lalu datanglah orang baru yang kita
anggap satu visi. Semakin lama, ikatan persahabatan dengan teman lama semakin
terkikis, apalagi jika tak memiliki topik pembicaraan yang sekiranya sejalan
maka teman sekolah dulu pun hilang tertelan waktu. Tak sedikit alumni yang malu
untuk menghadiri reuni atau acara berkumpul hanya karena dirinya merasa tidak
lebih sukses dari kawan-kawannya. Kontrasnya, kegiatan berkumpul antarkawan
lama biasanya hanya diisi dengan jamuan makan dan ditutup dengan acara
mengobrol tidak jelas dan hal-hal yang bersifat hedonis. Oleh karena itu,
diperlukan sebuah wadah yang memiliki visi dan misi yang jelas sehingga membuat
kegiatan berkumpul antarkawan menjadi lebih bermanfaat tanpa kesan
menghambur-hamburkan.
Berkaitan dengan itu, sebuah sekolah tidak
mungkin berjaya tanpa kehadiran siswa. Begitu juga dengan siswa, tak mungkin ia
mampu menjadi seorang presiden apabila ia tak pernah mengenyam bangku sekolah.
Harusnya masing-masing lulusan memang memiliki perasaan berhutang budi pada
sekolah. Jika kita lihat fenomena saat ini, banyak sekali anak cerdas yang
terpaksa putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan ke sekolah favorit hanya
karena masalah finansial. Padahal pada hakikatnya pendidikan merupakan hak yang
sepantasnya diterima oleh setiap anak. Lalu kepada siapakah anak-anak itu harus
mengadu jika pemerintah saja tidak terlalu ambil pusing pada mereka?
Saat ini fenomena sekolah roboh, atau anak
kurang mampu yang terpaksa putus sekolah memang cukup gencar diberitakan di
media masa. Tentu saja bukan soal dana untuk pembangunan sekolah yang dikorupsi
sehingga bangunan itu cepat ambruk yang akan dibahas, tapi coba kita pikirkan
lagi jika sekolah yang ambruk itu sudah berdiri selama puluhan tahun maka
paling tidak sudah ada ratusan orang yang menjadi alumni sekolah. Jika ada satu
saja dari ratusan alumni itu menjadi orang yang berada dan peduli serta ingat
dengan sekolah itu logikanya kita tak perlu terlalu mengandalkan uluran tangan
pemerintah yang sangat prosedural.
Sebuah Sekolah Menengah Atas di Purwokertolah
yang menjadi inspirasi kami. Kami adalah alumni dari SMA N 2 Purwokerto,
sekolah yang memberikan sejuta kenangan dan ilmu yang bermanfaat bagi saya.
Guru-guru luar biasa yang mampu menginspirasi dan sekolah yang tak lupa untuk
menanam hati. Sayangnya, sekolah itu adalah sebuah Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) maka tingginya biaya menjadi siswa sekolah itu menjadi
sebuah momok tak terelakan. Berdasarkan wawancara dengan guru Bimbingan
Konseling, rupanya tidak sedikit siswa yang berasal dari keluarga yang tak
mampu padahal mereka sangat potensial. Hanya uluran tangan dari para pejuang
pendidikan yang mampu menolong anak-anak cerdas tapi kurang mampu itu untuk
dapat meneruskan sekolah. Komunitas alumni sekolah ini mungkin hanya sedikit
berkontribusi bagi pendidikan. Namun, bila saja setiap sekolah memiliki
komunitas alumni, tentu saja akan memberikan kontribusi yang luar biasa bagi
pendidikan.
Program Wadah Alumni Peduli
Sebuah wadah alumni peduli yang mulanya hanya
diprakarsai oleh alumni lulusan tahun 2008, rupanya mampu menyedot perhatian
bagi alumni-alumni dari angkatan yang berbeda bahkan bagi orang-orang yang
non-alumni tapi peduli dengan pendidikan. Melihat antusias dan semangat para
pendukung, membuat kami semakin yakin bahwa kami benar-benar akan membangun
sebuah wadah alumni peduli, yang akhirnya kami beri nama komunitas “Smadha
Peduli”. Komunitas yang mulanya hanya menaungi satu angkatan saja, berubah
menjadi komunitas segala angkatan. Adapun program Smadha Peduli secara garis
besar meliputi program silaturahmi, program peduli, dan program lanjutan.
Program silaturahmi, terdiri atas tiga unsur
yaitu silaturahmi antaralumni, silaturahmi dengan elemen-elemen sekolah seperti
guru, karyawan, dan kepala sekolah, dan silaturahmi dengan siswa. Alasan
terkuat silaturahmi dijadikan sebagai program Smadha Peduli adalah untuk
menjalin relasi yang kuat. Pada dasarnya komunitas ini bertujuan untuk
meninggalkan jejak yang bersifat kekeluargaan. Dengan adanya komunitas ini
diharapkan para alumni merasa memiliki sebuah “ikatan” yang mampu membuatnya
merasa bertanggung jawab secara moral terhadap kelangsungan komunitas ini.
Silaturahmi pada siswa bertujuan untuk memberikan motivasi dan pengarahan pada
mereka untuk meraih masa depan.
Program peduli diwujudkan dengan pemberian
bantuan secara material pada siswa yang kurang mampu. Metode yang digunakan
adalah metode “mengagetkan” dan “tidak memberikan harapan”. Metode
“mengagetkan” maksudnya, tim Smadha Peduli datang dengan cara tiba-tiba, lalu melakukan
kerjasama dengan pihak sekolah. Proses seleksi dilakukan oleh pihak sekolah,
terutama guru karena merekalah yang tahu keadaan siswa yang sebenarnya. Metode
“tidak memberikan harapan” maksudnya tim Smadha Peduli tidak akan memberikan
harapan pada pihak sekolah bahwa bantuan akan berlangsung dalam jangka waktu
yang sudah ditentukan mengingat sumber dana bersifat suka rela. Besarnya dana
yang diberikan bergantung besarnya uang yang dimiliki komunitas yang
disesuaikan dengan kebutuhan sasaran.
Program lanjutan yaitu program yang akan
diwujudkan setelah sistem komunitas dianggap stabil. Program lanjutan itu
adalah dengan membuat badan usaha seperti koperasi. Nantinya badan usaha itu
dikelola langsung oleh anak-anak asuh. Jadi, selain memberikan bantuan secara
material komunitas juga memberikan pendidikan kewirausahaan pada anak-anak
asuh. Keuntungan yang diperoleh dari badan usaha itu akan digunakan untuk
kepentingan bersama.
Komunitas Smadha Peduli berjalan dengan sistem
on line. Artinya, semua diakomodasi
oleh tim yang terdiri atas beberapa orang secara suka rela. Sistem publikasi,
pertanggungjawaban, dan laporan kegiatan dilaporkan melalui laman yang telah
dibuat yaitu http://www.Smadhapeduli.blogspot.com.
Selain itu, dengan berkembangpesatnya dunia media sosial, kami juga
memfasilitasi komunitas ini dengan membuat akun twitter yang bernama
@Smadhapeduli. Smadha peduli berjalan melalui sumbangan suka rela yang datang
dari donator, baik dari alumni maupun non-alumni. Sumbangan itu disalurkan
melalui rekening yang telah dibuat dan nantinya pertanggungjawaban akan
disampaikan melalui laman komunitas dengan disertai dokumentasi sebagai bukti.
Strategi Pengembangan Smadha Peduli
Untuk
mengembangkan komunitas Smadha Peduli, dibutuhkan stategi pengembangan, yaitu:
pelabelan, perintisan visi, misi, jiwa, posisi, dan karakter, penganalisisan
potensi Smadha Peduli, dan perumusan alternatif strategi pengembangan.
1.
Pelabelan
Menelaah
berbagai potensi dan kondisi yang dimiliki sebagai sebuah komunitas bagi para
alumni, kami merekomendasikan strategi pengembangan Smadha Peduli, sebagai
label komunitas peduli pendidikan. Istilah ini memiliki makna sebuah wadah
peduli pendidikan bagi anak-anak SMA 2 Purwokerto yang kurang mampu.
Sebagai
sebuah label komunitas peduli pendidikan, Smadha Peduli diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan,
serta mampu menginspirasi alumni-alumni sekolah lain untuk membuat komunitas
serupa. Pemilihan nama “Smadha Peduli” didasarkan
pada dua hal utama yaitu karakteristik label yang sederhana, mudah diingat,
serta memiliki kesan kuat dan mendalam. Smadha
merupakan nama yang familiar untuk menyebut SMA 2 Purwokerto, sedangkan peduli bermaksud untuk menunjukan
identitas bahwa komunitas ini bergerak dibidang sosial.
2.
Perintisan Visi, Misi, Jiwa, Posisi, dan Karakter
Melalui strategi pengembangan ini, Smadha Peduli dirintis melalui pembentukan visi, misi, the brand of soul (jiwa), the brand
of positioning (posisi), dan the
brand of personality (karakter).
Visi
yang menjadi pijakan awal dalam pembuatan komunitas tersebut yaitu terwujudnya
sebuah komunitas peduli pendidikan yang diusung oleh para alumni sekolah.
Adapun misinya yaitu (1) menjalin silaturahmi antar-alumni, dengan pihak
sekolah, dan dengan siswa-siswa, (2) Memberikan kontribusi nyata dalam dunia
pendidikan, terutama bagi anak-anak yang kurang mampu secara finansial.
The brand of soul pendirian komunitas Smadha Peduli adalah untuk menumbuhkan
kesadaran dan kepedulian pada dunia pendidikan. Selain itu, komunitas ini juga
dapat menjadi pemantik bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab setiap orang.
Setiap alumni juga memiliki tanggung jawab moral terhadap keberlangsungan
pendidikan pada almamaternya. The brand of positioning Smadha Peduli adalah tekad
dan komitmen untuk tetap memberikan peduli pada dunia pendidikan. The brand of personality Smadha Peduli adalah ketaatan pada asas dan nilai, kepedulian, kebersamaan (gotong
royong) dan kekeluargaan.
3.
Analisis Potensi
Smadha Peduli
Dalam
mengembangkan Smadha Peduli, diperlukan analisis lingkungan publikasi yang dapat
menentukan strategi pengembangan Smadha Peduli. Strategi tersebut akan
membentuk kemasan bahwa Smadha Peduli merupakan sebuah komunitas peduli
pendidikan. Smadha Peduli perlu memiliki rancangan identifikatif untuk menakar
lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi penciptaan dan pengembangan
komunitas.
Analisis lingkungan internal
yang dibahas mencakup sumber daya manusia dan sumber daya publikasi.
Identifikasi analisis lingkungan internal yang menjadi faktor kekuatan yaitu
(1) dukungan sumber daya manusia yang cukup kuat dalam kepedulian terhadap
pendidikan, (2) dukungan dari pihak sekolah, (3) berkembangpesatnya dunia
teknologi membuat semakin mudah menyebarkan informasi.
Analisis
lingkungan internal yang menjadi faktor kelemahan adalah (1) kurangnya
ketidakpastian donasi, (2) kurangnya personalia yang menetap di Kota
Purwokerto, (3) proses penyeleksian sasaran beasiswa yang hanya dipasrahkan
pihak sekolah.
Analisis
lingkungan eksternal yang dibahas dalam penulisan ini meliputi analisis lingkungan
mikro dan analisis lingkungan makro. Lingkungan mikro meliputi: sasaran
beasiswa, relawan, dan donatur. Lingkungan makro meliputi teknologi.
Analisis
lingkungan eksternal, faktor-faktor yang menjadi peluang berdirinya komunitas
Smadha Peduli adalah (1) SMA 2 Purwokerto merupakan sekolah yang berdiri sejak
62 tahun yang lalu, hal ini memungkinkan banyaknya alumni yang sudah sukses dan
dapat menjadi donatur, (2) perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
semakin pesat, (3) dukungan sesama alumni dan pihak sekolah untuk mendirikan
komunitas peduli pendidikan. Faktor-faktor yang menjadi ancaman antara lain (1)
sulitnya mencari personal yang bersedia menjadi pengurus tetap mengingat alumni
sudah memiliki kesibukan masing-masing, (2) proses penyeleksian sasaran yang
dikhawatirkan bersifat subjektif, (3) laporan pertanggungjawaban dan
transparansi dana jarak jauh dapat menimbulkan kecurigaan dan prasangka buruk,
(4) terhambatnya proses pembuatan rekening atas nama komunitas karena Smadha
Peduli belum menjadi sebuah komunitas yang resmi.
4.
Alternatif Rumusan Strategi Pendirian
Smadha Peduli Berdasarkan Analisis SWOT
Strategi
pengembangan penting untuk dirumuskan dan dijalankan dalam rangka pendirian komunitas
Smadha Peduli. Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal pengadaan
Smadha Peduli sebagai sebuah komunitas peduli pendidikan dapat diketahui faktor
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi.
Selanjutnya,
setelah keempat faktor tersebut diketahui, dapat dianalisis dan dirumuskan
alternatif strategi pengadaan komunitas peduli pendidikan. Berdasarkan
identifikasi faktor-faktor yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman, kemudian dilakukan perumusan strategi pengembangan dengan menggunakan
analisis SWOT.
Strategi
yang pertama yaitu dengan melakukan publikasi secara besar-besaran dengan
berbagai cara seperti blog, social media,
maupun melalui bantuan guru-guru dan alumni lain untuk merapatkan barisan
dan bersatu demi pendidikan (strategi S-O), pembuatan konsep penggalangan dana
setransparan mungkin (strategi W-O), menjalin relasi dengan pihak sekolah dan
siswa-siswa dengan sebaik mungkin sehingga pemilihan sasaran beasiswa dapat
berlangsung objektif (strategi S-T), melakukan pendekatan persuasif dengan alumni-alumni lain yang bertujuan agar Smadha
Peduli dapat menjadi badan resmi
sehingga memudahkan proses regenerasi (strategi W-T).
Berdasarkan
hasil analisis SWOT, alternatif strategi yang termasuk strategi produk yaitu
dengan membuat memberikan beasiswa pada siswa kurang mampu. Alternatif strategi
yang termasuk strategi bukti fisik yaitu dengan membuat laman http://www.SmadhaPeduli.blogspot.com
dan akun twitter dengan nama @Smadhapeduli yang berfungsi sebagai media
publikasi dan pertanggungjawaban. Strategi personel yang dapat diupayakan
dengan cara mengajak satu orang pada masing-masing angkatan untuk menjadi
koordinator angkatan dan personalia bersifat suka rela. Strategi waktu yaitu
strategi yang digunakan untuk memberikan beasiswa, waktu yang tepat tidak dapat
ditentukan secara pasti karena metode yang digunakan bersifat “mengagetkan” dan
“tidak memberikan harapan”, bantuan akan disalurkan setelah donasi yang
terkumpul dirasa cuku untuk membayar SPP beberapa bulan. Strategi promosi
dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui internet, strategi gethok tular, dan kerjasama dengan pihak
sekolah. Strategi promosi dengan internet yaitu dengan membuat blog dan social media. Strategi gethok tular maksudnya dari mulut ke
mulut, hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan persuasuf antar-personal.
Adapun strategi kerjasama dengan pihak sekolah dapat dilakukan dengan menjaring
relasi dengan elemen-elemen sekolah untuk ikut membantu sistem publikasi
melalui pengadaan acara temu-alumni atau hubungan jarak jauh dengan alumni.
5.
Dampak Pengembangan “Smadha
Peduli” sebagai Komunitas Peduli Pendidikan dan
Solusinya
Pengembangan Smadha Peduli memilki dampak positif dan
negatif. Dampak positif yang mungkin muncul, antara lain: 1) dapat membantu siswa-siswa yang kurang mampu secara
finansial, 2) memberikan
kontribusi bagi dunia pendidikan, 3) membentuk rasa kekeluargaan antar-alumni, dan 4) menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah
lain untuk membentuk komunitas serupa. Dampak negatif yang mungkin muncul dalam
pengembangan Smadha Peduli, antara lain, 1) sifat manja yang mungkin akan terbentuk karena siswa
yang kurang mampu akan bergantung pada bantuan alumni, hal ini dapat
diantisipasi dengan bimbingan secara personal dan pembentukan badan usaha
seperti koperasi yang nantinya akan diolah oleh siswa-siswa sehingga
menumbuhkan jiwa kewirausahaan, dan 2) ketidaktransparansian dana karena
rekening yang disediakan belum berates nama badan usaha, hal ini dapat
diantisipasi dengan laporan pertanggungjawaban secara berkala melalui laman dan
dokumentasi yang detail
Beberapa potensi pengembangan
Smadha Peduli antara lain dengan program
silaturahmi, program peduli, dan program lanjutan. Strategi pengembangan Smadha Peduli meliputi: (1) penciptaan label yang didasarkan pada karakteristik label
dan karakteristik komunitas peduli pendidikan. (2) Perintisan
visi, misi, the brand of soul, the
brand of positioning, dan the brand
of personality Smadha Peduli. (3)
Pengidentifikasian faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan ancaman) pengembangan Smadha Peduli, dan (4) perumusan alternatif strategi pengembangan
hasil analisis SWOT dikaitkan dengan pengembangan Smadha Peduli.
Dalam pengembangan Smadha
Peduli sebagai komunitas peduli pendidikan pengelola perlu memperhatikanan beberapa hal, antara
lain, dalam pelaksanaan konsep ini, perlu meningkatkan fokus pada bidang
pengadaan Smadha Peduli melalui strategi
promosi, personel, produk, bukti fisik, dan waktu. Selain itu, pengelola perlu memerhatikan dampak negatif
yang mungkin muncul dengan dikembangkannya Smadha Peduli sebagai komunitas peduli pendidikan dengan cara memastikan semua program pengembangan Smadha Peduli dapat memberikan manfaat bagi siswa-siswa yang kurang
mampu. Gagasan ini dapat dijadikan sebagai data
awal bagi pengelola untuk melakukan kajian lebih mendalam guna menentukan bobot
(kadar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) masing-masing faktor internal
dan faktor eksternal melalui kerja sama antar-alumni dan pihak sekolah.
Meina hebat. Bilang Waoww.. :D
BalasHapus