Senin, 11 Maret 2013

Bukan Melepasmu


Untuk : Lelaki Platonik

Tak ada yang salah pada bulan Maret, saat langit merintikkan hujannya dan membasahiku. Tak ada yang perlu dirisaukan dari kristal yang mengembun di kelopak mata. Bukanlah sebuah kekeliruan bila pada hari ini, saat aku mulai merasa kehilangan sesuatu yang (aku rasa) sempat aku miliki. Bukan seperti kisah Azab dan Sengsara tatkala Aminuddin yang merelakan Mariamin karena dikawin paksa, atau kisah serupa pada kesusastraan 1920-an. Kerelaan yang disebab oleh keadaan dan pemaksaan atau ada pihak ketiga yang membuat cinta tak lagi bersatu. Bukan, kerelaanku sungguh bukan karena sebab-sebab yang bisa aku deskripsikan secara gamblang dan buat semua orang mengerti. Mungkin cenderung metafisik.
Selepas senja ini, aku berjanji akan selalu menyelipkan sebuah angan dalam setiap doaku. Tuhan memang tak pernah melarang hamba-Nya untuk jatuh cinta, bahkan cinta begitu dimuliakan. Oleh sebab itu, sebagai seorang hamba-Nya, sungguh aku ingin pula dimuliakan dengan selalu menyebutmu dalam setiap kepingan mimpiku, bahwa “Aku ingin cinta yang halal…”
Di saat ujung-ujung jari ini tak mampu lagi menari di atas papan ketik, suara yang parau dan kata yang tertahan di tenggorokan. Begitulah Tuhan telah memberikanku kesempatan untuk mengenalmu bahkan merencanakan setiap bait pertemuan kita.
Saat Tuhan memberikan perasaan cinta untukmu dan Dia titipkan di hatiku. Entahlah, aku tak pernah tahu apakah Tuhan juga memberikan perasaan yang sama padamu? Yang aku tahu saat ini, kita semakin jauh dan mungkin itulah yang terbaik.
Lagi-lagi bukan melepasmu. . .tapi lebih pada merelakanmu. Itulah sebuah keikhlasan, saat manusia mencoba mencintai segala sesuatu karena Tuhan maka dia juga harus bersiap kehilangan karena-Nya. Aku akan menunggu sampai Kau mengizinkanku untuk benar-benar jatuh cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar