Minggu, 24 Maret 2013

Filosofi Kentut



Mungkin memang sedikit aneh, jika orang lain tutup hidung ketika dia kentut, tapi aku tidak. Bagiku menghirup kentut sendiri adalah sebuah kenikmatan. Logikanya sederhana, perut sudah kerja keras menghasilkan gas, sayang sekali jika tak ada yang mau menghirupnya padahal kentut adalah bagian dari tubuhmu sendiri. Sayangnya aku tak suka menghirup kentut orang lain, alasannya simpel, itu bukan hasil karyaku.
Aku memang sangat awam soal biologi, bahkan nilai Ujian Nasionalku waktu SMA hanya 5,75, nyaris tidak lulus karena batas kelulusan waktu itu 5,25. Aku pun tak tahu bagaimana prosesnya hingga terbentuklah si kentut. Namun, aku punya pandangan lain yang aku temukan ketika tadi pagi kucium aroma kentutku di toilet. Nikmat sekali rasanya.
Kentutmu adalah tanggung jawabmu. Ya, ketika tubuhmu menghasilkan sesuatu, itulah bagian dari hidupmu. Hampir sama dengan kehidupan. Apa pun yang kamu lakukan, dan apa pun hasilnya, itulah konsekuensi yang kamu terima dan harus kamu pertanggungjawabkan. Entah hasilnya baik atau buruk, entah kentutmu sewangi mawar atau sebau tahi kerbau. Namun, itulah bagian darimu. Oleh karena itu, aku suka bau kentutku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar