Mungkin memang sedikit aneh, jika orang lain tutup
hidung ketika dia kentut, tapi aku tidak. Bagiku menghirup kentut sendiri
adalah sebuah kenikmatan. Logikanya sederhana, perut sudah kerja keras
menghasilkan gas, sayang sekali jika tak ada yang mau menghirupnya padahal
kentut adalah bagian dari tubuhmu sendiri. Sayangnya aku tak suka menghirup
kentut orang lain, alasannya simpel, itu bukan hasil karyaku.
Aku memang sangat awam soal biologi, bahkan nilai
Ujian Nasionalku waktu SMA hanya 5,75, nyaris tidak lulus karena batas
kelulusan waktu itu 5,25. Aku pun tak tahu bagaimana prosesnya hingga
terbentuklah si kentut. Namun, aku punya pandangan lain yang aku temukan ketika
tadi pagi kucium aroma kentutku di toilet. Nikmat sekali rasanya.
Kentutmu adalah tanggung jawabmu. Ya, ketika
tubuhmu menghasilkan sesuatu, itulah bagian dari hidupmu. Hampir sama dengan
kehidupan. Apa pun yang kamu lakukan, dan apa pun hasilnya, itulah konsekuensi
yang kamu terima dan harus kamu pertanggungjawabkan. Entah hasilnya baik atau
buruk, entah kentutmu sewangi mawar atau sebau tahi kerbau. Namun, itulah
bagian darimu. Oleh karena itu, aku suka bau kentutku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar