Senin, 06 Mei 2013

. . .


Nyatanya, hujan pun tak merintik pada kemarau. 
Andai kau tahu, sisa pasir di sepatumu masih aku simpan,
sebab tak ada yang bisa kau tinggalkan.
. . .
Nyatanya sangat menyakitkan dan melelahkan,
merindukan hujan pada kemarau.
Tuhan, kulukis bait rindu di langit.
Apalah arti jarak, bila kita masih bisa melihat purnama yang sama.


Untuk: Lelaki platonik
               di kota barumu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar