Terinspirasi dari kutipan dialog pada film Perahu Kertas; “Pada kertas
putih kosong ini sebenarnya tidak kosong, kau hanya perlu menyibaknya,
sebenarnya terdapat jutaan kata di balik tampilannya.”
Alhamdulillahirabbi’alamin. Aku
telah menjalani hampir dua minggu masa kuliahku, tugas kuliah pun semakin
banyak dan berat. Yang aku rasakan saat ini, kuliah S-2 memang sangat berbeda
dengan kuliah S-1. Baiklah kali ini aku akan melakukan refleksi kuliahku selama
ini.
Teori Sastra
Mata kuliah ini sangat asyik karena yang mengajar
adalah Dr. Teguh, orang asli Ajibarang tempat tinggalku, cukup membanggakan
juga Ajibarang bisa menghasilkan orang hebat macam beliau haha. Perlu diakui
bahwa beliaulah salah satu alasan aku melanjutkan studi di Unnes, kata beliau
orang Ajibarang harus hebat. Karena mata kuliah ini pula aku semakin mantap
dengan pilihanku saat ini dan mulai menghapus bayang-bayang Ilmu Susastra UGM,
kenapa? Karena semakin banyak kita tahu ternyata semakin kita tahu bahwa kita
tidak banyak tahu, halah. Kali ini
aku sangat-sangat-sangat mengakui bahwa referensi sastraku, dan pengetahuanku
tentang sastra sangat cetek. Minggu kemarin aku sedang berusaha memahami Theory of Literature punya Rene Wellek
dan Austin Waren dan Pengantar Teori
Sastra punya A Teeuw dan ternyata kedua buku itu sangat sulit dipahami
bagiku.
Karena mata kuliah ini pula aku jadi tersadar
bahwa pengetahuan tentang sastra yang berkembang di masyarakat pun ternyata
banyak yang harus dikritisi. Contohnya, pengetahuan tentang puisi yang selama
ini dimaknai sebagai sebuah karya yang memiliki nilai sastra tinggi dan ditulis
dengan bahasa kias yang memiliki nilai estetika tinggi. Jika pengertian puisi
seperti itu maka bagaimana cara mengukur nilai sastra yang tinggi dan nilai
estetika yang tinggi? Rupanya Semiotika telah mematahkan teori estetika, karena
sesungguhnya keindahan itu adalah hal yang relatif. Puisi adalah aktivitas
bahasa yang mengatakan suatu hal tetapi ternyata membicarakan maksud yang lain,
atau dapat dikatakan sebagai ekspresi tidak langsung. Pokoknya kuliah ini asyik
banget, tiap dua kali pertemuan harus menghabiskan satu buku setebal 400
halaman (syangar opo orak?) yah,
namanya juga perjuangan mencari ilmu.
Morfologi
Mata kuliah ini sebenarnya sudah pernah aku
pelajari dulu. Morfologi adalah hubungan sistematis antarkata dari ciri bentuk,
ciri makna, dan atau valensi sintaktis. Intinya morfologi itu ilmu tentang kata
dan sekelumitnya. Dari sini aku jadi tahu kalau memelajari ilmu bahasa itu tidak
mudah. Dalam pembentukan kata aja ribetnya bukan main. Ada pula istilah
sinkronis, diakronis, abstraksi, konkret, leksem, alomorf dan lain-lain, aaah
pokoknya gitu deh.
Hal yang unik aku dapat dari mata kuliah ini yaitu
waktu pertemuan pertama, Prof Eko Wardono menjelaskan kalau ada yang dinamakan jarwo doso. Jarwo doso itu seperti
asal-muasal kata yang berasal dari karangan masyarakat karena alasan mathuk. Contohnya, kata “kereta” yang
dalam bahasa Jawa disebut dengan “sepur” yang sebenarnya terbentuk dari proses
diakronis. Sepur berasal dari bahasa
Belanda yaitu spoor, tapi orang-orang
beranggapan bahwa sepur itu terbentuk
dari “asepe metu kang dhuwur”. Ada
juga filosofi benda-benda yang biasa digunakan ketika prosesi pernikahan
seperti janur kuning, gedhang, dan suruh. Janur kuning dianggap dapat
memberikan cahaya dalam rumah tangga, janur diambil dari kata dalam bahasa Arab
nur yang artinya cahaya. Gedhang yang dalam bahasa Indonesia
adalah pisang, rupanya juga dijarwodosokan
oleh orang Jawa, gedhang rupanya diartikan
menjadi gen gawe padhang yang artinya
agar memberi penerangan dalam menjalani segala masalah dalam rumah tangga,
artinya hampir sama dengan janur kuning. Yang terakhir adalah suruh atau daun sirih yang diartikan mlumah lan kurepe bedho wujude ning nek
dicokot podho rosone (terlentang atau tengkurap berbeda wujudnya tapi kalau
digigit tetap sama rasanya) yang dimaknai dalam menjalani rumah tangga,
pasangan suami istri harus saling menyatu walaupun berbeda pendapat.
Landasan Kependidikan
Ini mata kuliah paling gila karena dosennya yaitu
Prof. Tri Joko sangat gokil dan asyik banget, pokoknya selama kuliah 2 SKS,
kamu bisa tertawa sebanyak 1,5 SKS. Sebenarnya aku bingung mau nulis apa
tentang kuliah ini karena saking asyiknya. Dosen kami memang agak beda, beliau
benar-benar memanusiakan manusia, beliau tidak hanya mengajar tapi juga
memberikan pelajaran kehidupan bagi kami. Yah,
meskipun aku paling sering dibully dibilang
wajahku adalah wajah orang patah hati (“Rono
nginum Baygon wae!”, kata beliau), dibilang wajahku mirip kripik tempe,
dibilang jangan ke Malioboro nanti dikejar anjing karena badan tulang-belulang,
dan tidak boleh ikut kuliah sebelum menjadi gendut, tapi you know me so well deh, makin dibully maka aku makin liar, hahaha.
Karena Prof. Tri Joko aku memahami bahwa bekerja
itu harus dinikmati, luruskanlah niat untuk mengamalkan ilmu dan jangan
semata-mata hanya memikirkan keuntungan, jika kau hanya memikirkan
kepentinganmu sendiri maka kau bisa mati. Rupanya banyak yang salah dalam
pendidikan saat ini karena sesungguhnya pendidikan itu untuk menghasilkan orang
yang jujur, arif dan humanis. Kenyataannya bangsa ini adalah bangsa yang suka
berteriak, suka membantah, dan tinggi emosinya seperti rumput kering yang mudah
terbakar. Pendidikan yang paling baik adalah dengan memberikan teladan dan itu berasal
dari lingkungan keluarga, terutama orang tua.
Bersambung. . .
BalasHapusSebenarnya manusia harus lebih sering berefleksi. Refleksi diri, refleksi kehidupan, pokoknya refleksikan segalaya. Karena menurutku, refleksi adalah bentuk lain dari Dzikir. Refleksi adalah bagian dari manusia. Karena dengan merefleksikan sesuatu, seorang manusia menggunakan akal, naluri, insting dan hatinya. itulah elemen yang membedakan manusia dengan makhluk lain. itu mengapa manusia dikatakan makhluk ciptaanNYA yang sempurna.
Dengan reflksi, manusia tahu akan kekurangannya. manusia tau akan kelemahannya. Manusia tau harus berbuat apa. Karena semakin kau mengenal dirimu, semakin kau mengenal hakikat kehidupan, semakin kau menngenal Tuhanmu.
Terima kasih atas tulisannya yang menginspirasi ini.
(Visit and Bookmark akar-akal.blogspot.com)