Rabu, 09 Mei 2012

Ilmu yang Bermanfaat


Dalam setiap sujud di akhir salat malamku aku selalu meminta pada Allah
agar aku diberikan ilmu yang bermanfaat.
Menuntut ilmu adalah tuntutan seumur hidup

Apa itu ilmu yang bermanfaat? Baru terpikirkan setelah aku berusia 22 tahun. Selama ini yang kutahu, aku kuliah di jurusan kependidikan karena ingin jadi pendidik, kenapa? Ya pengin aja, pendidik itu kerjaan yang mulia choy, selain dapat penghasilan juga dapet pahala, trus nggak terlalu sibuk, jadi bisa ngurusin keluarga. Sesimpel itu kah? “Iya.” Tapi jawaban itu terbantahkan dengan disempurnakan oleh penjelasan tentang “Ilmu yang bermanfaat” apa itu?

Kata Bapak Ahmad Syaifudin
Beliau adalah dosenku, usianya masih muda hanya enam tahun di atasku. Waktu itu aku lembur di kantor jurusan. Beliau memanggilku dan dua temanku, aku kira urusan apa, ternyata beliau memberikan nasihat yang sangat berharga bagi kami, beliau bahkan sangat mendukung kami untuk melanjutkan S-2. Kata Pak Ahmad, carilah ilmu sebanyak-banyaknya, dan buatlah ilmu itu menjadi bermanfaat.
“Maksudnya gimana pak?”
“Mintalah kepada Allah agar ilmu kalian itu bermanfaat, maksudnya adalah agar ilmu itu mampu memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Hanya itukah? Tidak. Manfaat itu artinya luas, manfaat bisa berarti rizki, artinya dengan mengamalkan ilmu, mengajarkannya maka rizki itu akan datang dengan sendirinya sebagai perwujudan berkah kepadamu. Ilmu yang diajarkan tidak akan berkurang, malah bertambah dan terus bertambah karena ilmu yang kalian ajarkan juga akan diajarkan kembali pada orang lain. Sama saja dengan permintaan kita ke Gusti Allah, berdoalah agar ilmu kita senantiasa bermanfaat bagi orang lain. Kalian juga jangan sampai melewatkan salat duha. Kenapa? Ya karena salat duha itu memperlancar rizki. Kurang lebih artinya seperti ini : Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh."
Demikian obrolan kami dengan Pak Ahmad yang ditutup dengan nasihat beliau tentang Al-Quran surat Al-Mujadalah ayat 11 yaitu :
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

SMS Bu Santi Pratiwi
Beliau adalah dosenku. Kemarin-kemarin waktu aku lagi galau, aku coba sms beliau. Kurang lebih isinya begini (ada beberapa hal yang dihilangkan :p)
Terkirim 11/4/2012 @ 16.03
Assalamualaikum Bu, sy Meina, insyaallah sy mau survey ke pasca UNS hr Jumat. Menurut Ibu gmn studi di sana? Makasih Bu Santi J

Diterima 11/4/2012 @ 18.49
Wa’alaikumsalam. Krn almamater bu Santi, tentu menurut Bu Santi asik, hehe. . . begini sj nduk, niatkan diri untuk menggali ilmu agar menjadikan diri LEBIH bermanfaat, insyaallah barokah. Semangat!

Terima kasih Bu Santi, nasihat Ibu, walau singkat tapi sangat mengena, hal itu sungguh semakin mementapkan saya untuk menuntut ilmu tanpa kekhawatiran apa pun. Sungguh semoga Allah meridhoi.

Etos Versi Nana Riskhi Susanti
Dia adalah kakak kelasku yang sudah aku anggap kakak sendiri. Tak ada satu orang pun yang meragukan kemampuan seorang Nana Eres Juara berbagai lomba di tingkat nasioanal sekaligus sastrawati di tingkat internasional. Sekarang dia sedang menempuh studinya di Ilmu Susatra UI dengan beasiswa dari Kemdikbud. Jujur, dalam beberapa hal aku terinspirasi oleh dia, bahkan dia adalah guru menulis bagiku. Kata-kata yang tak akan aku lupakan adalah:
“Aku mencintai dunia sastra, dan tentu saja sastra akan mencintaiku. Aku telah menghidupi sastra dan sastra juga akan menghidupiku. Berbagai macam hal yang aku dapatkan dari sastra mungkin adalah berkah dari perjuanganku menghidupi sastra, itulah yang dinamakan etos.”

“Begitu juga dengan dunia pendidikan, jika kau menghidupinya maka yakinlah dunia pendidikan juga akan menghidupimu, jangan ragukan urusan berkah karena itu datang dari Tuhan (Meina Febriani).”


Mulai Merintis Gerakan Lampeng Mengajar
Apa itu Lampeng? Lampeng adalah sebuah blok di Desa Ajibarang Wetan Kabupaten Banyumas yang konon katanya “menyeramkan” ya, itu adalah daerah tempat tinggalku. Daerah Lampeng terkenal dengan pusat togel, ciu (minuman keras), dan pendidikan yang rendah bahkan rata-rata orang di sini married by accident. Bermula dari obrolan iseng-iseng waktu aku dipijat oleh seorang tetanggaku. Ternyata dia memiliki anak yang putus sekolah ketika kelas 5 SD, kenapa? Ya Karena males sekolah jadinya suka bolos terus dari pada bolos terus mending keluar sekolah aja. Ternyata bukan hanya dia saja yang putus sekolah, masih banyak anak-anak lain di daerah Lampeng yang putus sekolah karena MALAS! Aduuh kemana aja gue selama ini? Urusan tetangga aja sampai nggak tau, mungkin karena jarang di rumah kali ya!
Ternyata selain malas, ada juga faktor lain kaya nggak mampu dan karena terlalu sering tinggal kelas, akhirnya malu dan memilih putus sekolah.
Ria, Septi, dan Pipin
Tiga orang itu adalah murid pertamaku dalam Gerakan Lampeng Mengajar (uhuk!). Ria dan Septi sebenarnya sudah kelas 4 SD tapi mereka tinggal kelas 2 kali, praktis mereka masih kelas 2 SD daaaan mereka belum bisa membaca. Pipin adalah siswa kelas 1 SD, dia adalah adiknya Ria. Mereka berdua adalah anak piatu karena ibu mereka meninggal waktu Pipin umur 2 tahun. Bapak mereka menjadi sopir bemo di Jakarta, tiap bulan mereka hanya ditransfer uang 200ribu perak, waooooow!!! 200ribu buat apa sekarang???
Gerakan Lampeng Mengajar

Itulah salah satu caraku mengamalkan ilmu, semoga ilmu yang sedikit ini dapat bermanfaat bagi orang lain, ya minimal di lingkungan terdekat. Nggak usah jauh-jauh ke Kalimantan buat ikut Gerakan Indonesia Mengajar jika di sekitar lingkungan tempat tinggalmu pun masih banyak yang membutuhkan, kalau kata Sherina sih lihatlah lebih dekat. Semoga catatan ini menginspirasi. Sekian.


2 komentar:

  1. salam gan ...
    menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
    di tunggu kunjungan balik.nya gan !

    BalasHapus
  2. tulisan yang sangat bermanfaat sekali terimakasih sista atas infonya

    BalasHapus