Selasa, 03 Juli 2012

Mutiara yang Tenggelam


Source
Papua adalah mutiara yang tenggelam. Yah, tentu saja tak hanya Papua, bahkan baru saja aku menonton tayangan di TVRI yang menayangkan perjuangan guru-guru di Sulteng yang harus mengajar di sebuah sekolah reyot. Berapa gaji mereka per bulan? 350 ribu dan itu pun dibayar per triwulan. Sungguh nggak ada kata lain selain buset! Sekarang kita sudah tahu bagaimana kejamnya negeri ini.
Ada cerita singkat tentang perjuangan pegawai pertanian di Papua. Yah, rupanya kantor pertanian mereka ternyata digusur oleh pemerintah setempat karena lokasinya akan diubah menjadi pasar. Mereka pun bingung karena mereka juga bertempat tinggal di kantor itu. Akhirnya mereka terpaksa pindah ke rumah penduduk. Rumah itu pun tidak layak huni, bahkan lebih mirip tenda.
Kata salah seorang dari mereka, “Saya sangat senang ketika pergi ke Lampung, kenapa? Karena di sini saya bisa makan nasi. Sungguh harga beras di sana sangat tinggi. Sehari-hari kami hanya bisa makan sagu. Jika kami ingin makan nasi, akses ke tempat penjualnya sungguh sangat sulit, jika jalan kaki mungkin bisa memakan waktu berhari-hari. Alhasil kami bisa makan nasi sebulan sekali.”
Yah, hampir sama juga kasusnya dengan guru-guru di daerah terpencil itu. Dengan gaji yang sedikit mana mungkin mereka bisa mengembangkan diri untuk memerbaiki kualitas pendidikan. Jika keadaan terus begitu, mana mungkin generasi muda mau menjadi guru. Kenyataannya sampai saat ini guru belum bisa dikatakan sebagai high class profession, logikanya orang yang pintar tentu saja ingin mendapatkan pekerjaan yang prestisius dengan penghasilan yang cukup.
Boleh dibilang banyak sekali hal-hal yang kurang diperhatikan oleh penguasa negeri ini. Jangan sampai mutiara tenggelam itu akhirnya lenyap terhisap lumpur yang pekat. Papua yang menyimpan berbagai potensi, anak-anak daerah yang haus pendidikan, serta status guru sebagai high class profession yang mungkin hanya tinggal angan-angan.
O mutiara itu, yang dulu kau bilang zamrud, o mutiara itu yang dulu kau bilang pelita dalam gulita. Kita tinggal di negeri yang sama, mengapa sangat berbeda? Kita tinggal di negeri yang sama, mengapa ada metropolitan dan ada alas belantara? Kita tinggal di negeri yang sama, akankah mutiara itu akan tetap tenggelam dan akhirnya menghilang?

Salah seorang penyuluh pertanian di Papua
Keindahan alam Papua yang tersembunyi (source)
Salah satu sekolah yang tidak layak (source)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar