Jumat, 29 Juni 2012

Berhentilah Membandingkan Diri Sendiri


Rumput Gue Lebih Asik dari Rumput Tetangga! (Source)

Bahagia itu sederhana, ketika kita berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Terinspirasi dari obrolan singkat antara aku dan sobat karibku. Bermula dari keisenganku mengatakan bahwa mantan kekasihnya kemarin meneleponku. Aku bilang jika dia sudah hidup bahagia dengan pacar barunya, dia pun sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta.
Tapi apa yang terjadi?
Temanku bersedih, ya rupanya dia belum rela jika orang yang pernah begitu menyakiti hatinya dan telah menghianatinya, rupanya kini hidup bahagia. Memang kelihatannya tidak adil. Kemudian aku melanjutkan pembicaraanku.
“Tapi aku bilang kalau kamu sudah punya penggantinya yang jauh lebih baik dari segala sisi, kamu lulus menjadi wisudawan terbaik, mendapat kesempatan beasiswa S-2 di universitas terbaik, dan lain-lain. Lalu apa yang membuatmu tidak rela?”
Temanku terdiam.
“Jika kita tak berhenti untuk memikirkan kenikmatan orang lain, kapan kita akan fokus pada kenikmatan kita? Jika kita tak berhenti untuk iri-dengki, kapan kita akan bersyukur pada Illahi? Kalau membandingkan terus, kapan selesainya? Kapan kita merasakan cukup? Kapan kita merasa damai? Lalu, apakah jika dia hidup sengsara, kamu lantas bisa bahagia?”

Percayalah sahabatku, segala sesuatu yang ada padamu adalah yang terbaik. Menjadi diri sendiri yang apa adanya, bukan berarti berhenti untuk berusaha menjadi lebih baik. Yakinlah, suatu saat nanti akan ada orang yang menghamipirimu dan berkata bahwa, dia mencintai kekuranganmu, bahwa dia akan bersamamu karena Tuhan. Berhentilah menyakiti diri sendiri dengan “menghina diri” bahwa kita dia lebih cantik, dia lebih kaya, dia lebih pintar dan sungguh saya tak pantas. Ada kalanya kita harus melihat pada “yang jauh lebih” dari kita untuk “memotivasi diri”. Namun, banyak-banyaklah melihat “yang jauh kurang” agar engkau bersyukur.

Kunci yang seringkali dilupakan ketika dirasa semua pintu kebahagiaan tertutup adalah : syukur.

4 komentar:

  1. notes asik. sama seperti nasihat bapak Sukirno sama aku. :')
    jadilah orang yang bisa bersyukur di saat susah sekalipun. :)

    andhikalady.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Hehehe makasih, Bapak Sukirno itu siapa ya mbak? XD

    BalasHapus
  3. sepakat bu meina, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    BalasHapus