Ah,
malam ini aku ingin bercerita tentang sebuah perjuangan. Ini namanya perjuangan
tjinta, wuih. . .tiba-tiba terlintas saja dibenakku (maklum ini Sabtu malam). Kadang
kala kita tak tahu bedanya mana cinta dan mana obsesi. Mencintai memang
sebaiknya memiliki, tapi jika terlalu ngebet
dan ujung-ujungnya malah jadi ngodor dan
menghalalkan segala cara, ini yang nggak boleh ya, hehe.
Apa Bedanya Cinta dan Obsesi?
Kalau
kamu masih inget, ada novel yang judulnya Cintapuccino (juga disadur menjadi
film), kalau nggak salah sih novel itu dulu pernah kubaca waktu kelas X. Novel
ini bercerita tentang seorang cewe bernama Rakhmi yang naksir berat sama kakak
kelasnya yang bernama Nimo. Setelah puluhan tahun berlalu akhirnya Rakhmi
bertemu dengan Nimo tapi Rakhmi sudah punya tunangan yaitu Raka. Saking
cintanya Rakhmi pada Nimo, dia rela mutusin pertunangannya dengan Raka. Well, ini cuma novel tapi jujur aku
kurang berterima dengan jalan ceritanya. Untuk apa si Rakhmi memilih kembali
pada Nimo yang jelas-jelas dulu pernah menyia-nyiakan Rakhmi. Kenapa Rakhmi
nggak milih Raka, tunangan yang sudah jelas akan menikah dengannya dan nggak
punya sejarah yang buruk di hati Rakhmi? Tapi jawabannya adalah : Jika kau mencintai seseorang maka segala
kekuarangannya akan hilang dan segala kelebihannya akan terlihat sempurna. Trust
me!
Nyatanya
Rakhmi lebih memilih obsesinya pada si Nimo, yah Rakhmi juga mengakui bahwa ini
adalah obsesinya. Manusia hidup membutuhkan kepuasan. Jika obsesinya adalah
cintanya, apa salahnya? Kekurangannya adalah, jika dia tak mampu merelakan ketika dia tak meraih obsesinya. Padahal cinta itu tak dapat dipaksakan!
Berkompetisi
untuk mendapatkan cinta itu tidaklah buruk, bahkan jadikanlah orang yang kau cintai
sebagai semangat hidupmu, apalagi jika kamu tidak punya semangat hidup (itu sih
ngenes cyyn, haha). Jika kamu punya saingan, maka jadilah insan yang kompetitif
dan sportif karena sainganmu jauh lebih berharga dari sahabatmu.
A Crazy Little Thing Called Love
Yup,
film ini sudah lama sekali aku tonton tapi sensasinya luar biasa. Film Thailand ini
bercerita tentang seorang anak bernama Nam yang naksir berat sama kakak
kelasnya yang bernama Chon. Nam adalah gadis berkulit hitam, bermuka jelek dan
sangat tidak menarik. Hal itu sangat berbeda dengan nasib Chon yang dilahirkan sangat
tampan, baik, populer, dan jago main sepak bola. Betapa besar cinta Nam hingga
akhirnya dia terus berusaha menjadi cewe yang lebih baik dan lebih baik,
kemudian dia pun bermetamorfosis, jeng
jeng jeng jeng.
Tapi apa yang terjadi? Nam tetap tak dapat mendapatkan
cinta Chon karena sahabat Chon sangat mencintai Nam dan Chon pun tak punya
keberanian untuk mencintai Nam. Tapi jodoh memang tak lari kemana, setalah
sepuluh tahun, Nam kembali dari Amerika, dia pun bertemu dengan Chon dan
akhirnya mereka dapat bersatu deh.
Hikmahnya?
Jatuh
cinta itu manis, semanis yang kita tentukan sendiri. Akan sangat indah jika
karena cinta kita dapat menjadi insan yang lebih baik. Eits tapi Mencintai seseorang karena Tuhan tentulah yang paing
baik. As what I said, I can see my god in
your eyes, so I love you.
Padahal untuk hanya menjadi good enough itu tidak cukup, yeah you must be the best for his/her until he/she can't choose other person except you!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar