Inspirasi bagiku selalu datang ketika aku berada di kamar mandi, yah
karena di kamar mandilah aku biasa melamun, dan ide menulis pun datang.
Aku teringat ucapan temanku Muzakki,
setengah tahun yang lalu bahwa tahun ini dia akan berangkat Pimnas dan dia pun
lolos Pimnas tahun ini.
Teringat pula tingkah Rika yang
sudah mengemasi barang-barangnya ketika akan memasuki semester 7, dia bilang
bahwa ia akan lulus 3,5 tahun, aku hanya tertawa dan bilang, “Ah PD banget sih
kamu.” Dan ternyata benar, ia lulus 3,5 tahun dan menjadi lulusan terbaik.
Juga ketika aku memasang wallpaper di laptopku bahwa aku akan
melanjutkan sekolahku di S-2 Unnes, maka terjadilah.
Rencana Allah memang jauh lebih
indah dari pada rencana manusia. Meskipun kadang manusia yang tak mampu
mengerti betapa indah skenario-Nya itu.
Kini aku pun akan kembali
merintis mimpiku. Selama ini aku selalu mengalami kekalahan tipis, dan kau tahu?
Bahkan semenjak masuk SD. Kakakku pernah bilang bahwa aku itu “pahlawan yang
selalu gagal di akhir pertandingan”
Ketika SD aku pernah mengikuti
lomba murid teladan (di sanalah kali pertama aku berkenalan dengan Oyi dan
Tyas) ternyata aku juara 2, dan nilaiku hanya selisih 0,01 dengan si juara 1.
Ketika SMP aku yang selalu masuk
10 besar, bahkan tak jarang menjadi juara umum di sekolah terpaksa harus terdepak
jauh ke posisi 17 ketika hasil UN diumumkan.
Ketika SMA aku mengikuti lomba
debat bahasa Inggris dan ternyata juara 2 dengan selisih point 0,2 dan
selanjutnya pulang jalan kaki dari SMA 5 menuju kost di bawah rintikan hujan
(dramatis banget).
Ketika mahasiswa aku gagal masuk
Pimnas karena laporan perkembangan yang aku buat ternyata tidak sampai ke
penyeleksi.
Rupanya ini masih berlanjut
ketika kuliah, aku menduduki peringkat 2 dengan selisih IP 0,01 dengan
wisudawan terbaik dan aku gagal mengajak bapak-ibuku naik ke atas panggung.
Aku tahu aku bukanlah orang yang
pandai. Puncak kepandaianku adalah ketika aku kelas 2 SMP dengan memenangi
olimpiade matematika tingkat kabupaten dan melaju tingkat provinsi walaupun
kemudian kemudian keok. Setelah itu prestasiku selalu menurun dan terus
menurun, latihan UN waktu SMA nggak pernah lulus, bahkan IP pernah 2,95.
Anehnya Intelligence Question ku
selalu peringkat 1, makanya aku nggak percaya sama yang namanya IQ, apaan tuh, preeeeet!
Saat ini aku benar-benar merasa
bahwa aku semakin bodoh (sampai saat ini aku menduga bahwa micin lah penyebab kebodohanku). Kini aku mudah sekali lupa, susah menghapal, dan
sulit sekali untuk konsentrasi. Itu kenapa aku tidak bisa jauh-jauh dari
laptop. Teman-teman kuliahku menyangka bahwa aku adalah orang yang sangat
cerdas, terbukti sampai saat ini hampir tiap hari ada telepon, sms, message atau BBM dari teman kuliah yang
menanyakan solusi skripsinya, atau hal-hal yang menyangkut materi kuliah,
padahal kadang aku menjawabnya dengan cara googling
terlebih dahulu, hahahaha. Kelebihanku dari mereka adalah, aku lebih tekun
(mungkin). Hampir setiap tugas aku kerjakan dengan penuh totalitas, ketika
teman-teman mengerjakan cuma 100 lembar, aku bisa mengerjakan sampai 200
lembar, padahal isinya Cuma gedebus. Kan
yang penting nilainya bagus, hehehe. Itu kenapa pikiranku tidak bisa terbelah
karena aku tidak cerdas maka aku harus fokus pada satu tujuan. Gimana sih biar
nggak oon? Heuheu.
Oleh karena aku menyadari akan hal
itu, dan si pahlawan yang selalu kalah di akhir pertempuran ini ingin sekali
ketika wisuda S-2 nanti dapat menjadi lulusan terbaik. Aku ingin bapak dan ibuku
melihatku naik panggung karena selama ini aku selalu gagal. Caranya gimana ya
Allah? Aku ingin sekali.
Mulai saat ini aku akan mengubah
pola pikir menjadi : Di mana pun saya
berada pasti keberuntungan ada di tangan saya karena saya adalah orang yang
beruntung.
Semoga terjadi di April 2014,
amiin.
Brb, kalo aku ngimpiin punya suami yang bentuk fisiknya kaya gini ==>
Gimana?
emang malam ini aku sedikit gila, sudah ah tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar